Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
KEPALA Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, rencana kenaikan harga BBM bersubsidi untuk Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) dan di luar Jamali ditunda.
"Sesuai arahan Bapak Presiden, rencana kenaikan harga premium di Jamali menjadi Rp7.000 dan di luar Jamali menjadi Rp6.900, secepatnya pukul 18:00 WIB hari ini, agar ditunda dan dibahas ulang sambil menunggu kesiapan PT Pertamina," tegasnya di Jakarta. Rabu (10/10).
Menurut dia, sebelumnya terdapat rencana menaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium dan akan diumumkan sore hari ini pukul 18:00 WIB. Namun rencana tersebut batal karena Presiden Joko Widodo meminta untuk melakukan kajian lebih dalam terhadap dampak dan kemampuan masyarakat.
Sementara itu, BBM nonsubsidi telah naik pada hari ini sejak pukul 11:00 WIB. Menurut pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, keputusan Pertamina menaikkan harga BBM nonsubsidi sudah tepat. Pasalnya hal itu murni tuntutan pasar dan penyesuaian terhadap harga minyak dunia.
"Kenaikan harga BBM non subsidi yang kedua kalinya memang harus dilakukan karena kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah," katanya kepada Media Indonesia, Rabu 10/10.
Selain itu, penetapan harga BBM non subsidi selama ini ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar, sehingga bisa naik atau turun tergantung harga minyak dunia. Dengan demikian keputusan perseroan plat merah itu dapat mengurangi beban keuangan.
"Kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah sudah pasti memberatkan keuangan Pertamina karena impor BBM semakin besar. Beban itu menyebabkan potential loss semakin besar sehingga menggerogoti laba Pertamina, tapi tidak menyebabkan Pertamina rugi, apalagi bangkrut," paparnya.
Meski demikian, kata dia, perusahaan negara yang mengurusi industri migas dari hulu sampai hilir itu jauh dari bangkrut. "Faktanya pada semester I/2018 Pertamina masih mencatatkan laba," tutupnya. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved