Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
KEMENTERIAN Perindustrian menargetkan nilai ekspor industri Teksil dan Produk Tekstil (TPT) mencapai US$15 miliar pada 2019 mendatang. Hal ini menyusul ditetapkannya industri TPT merupakan salah satu industri yang berorientasi ekspor dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.
"Sektor manufaktur tersebut mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional. Industri TPT merupakan sektor yang tergolong padat karya dan berorientasi ekspor," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto di Jakarta, Rabu (19/9).
Airlangga menyampaikan, nilai ekspor industri TPT nasional yang mencapai US$12,58 miliar pada tahun 2017 atau naik 6% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, sektor ini menyumbang ke PDB sebesar Rp150,43 triliun di tahun 2017. Pada 2018, Kemenperin mematok ekspor industri TPT sebesar US$13,5 miliar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,95 juta orang.
Tidak hanya itu, industri makanan dan minuman pun salah satu produk yang berorientasi ekspor. Pertumbuhannya pada triwulan II 2018 mencapai 8,67% atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27%. Bahkan, sektor industri makanan dan minuman mampu memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas hingga 35,87%.
"Dengan realokasi anggaran sebesar Rp53,9 miliar yang telah disetujui pihaknya akan segera melakukan kegiatan untuk mendukung jalannya peta Making Indonesia 4.0,” tandas dia.
Usulan realokasi anggaran sebesar Rp53,9 miliar dari Kementerian Perindustrian tahun 2018 disetujui Komisi VI DPR RI. Anggaran tersebut diajukan untuk mendukung implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 dan pengembangan kawasan industri di Teluk Bintuni. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved