Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Investor Nyaman, Lapangan Kerja Tercipta

LD/N-1
16/8/2018 08:10
Investor Nyaman, Lapangan Kerja Tercipta
(ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

TIGA perempuan terlihat tengah serius dengan pekerjaan mereka. Di depan mereka ada meja yang berisi bulu mata palsu. Salah satu dari ketiganya tidak menggunakan tangan untuk menempelkan bulu mata palsu, tetapi dengan jari-jari kakinya. Begitulah keseharian Kuswati, 25, warga Dusun Karanggedang, Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng).

Dia bersama kakak dan ibunya menggeluti pekerjaan sebagai perangkai bulu mata palsu. Mereka ialah pekerja lepas yang menjadi plasma dari perusahaan asing yang berpusat di Kota Purbalingga.

“Sudah bertahun-tahun saya menggeluti pekerjaan ini. Kalau bekerja ke kota, jelas tidak mungkin, repot. Beruntung di sini ada pengepul yang memberikan pekerjaan bagi kami untuk merangkai bulu mata palsu. Lumayanlah ada pekerjaan untuk kami. Apalagi seperti saya yang difabel. Tidak gampang mendapatkan pekerjaan. Namun, dengan adanya plasma dari perusahaan bulu mata palsu di Purbalingga, kami mendapat pekerjaan,” ungkap Kuswati beberapa waktu lalu.

Tidak hanya Kuswati yang difabel, tetapi ibunya, Purwati, 47, juga melakukan pekerjaan yang sama. “Pekerjaan Kuswati memang belum rampung. Nantinya saya yang menyempurnakan serta menyelesaikannya. Meski hasilnya tidak seberapa, setidaknya ada pekerjaan bagi Kuswati yang merupakan penyandang disabilitas. Kami syukuri saja,” ujar Purwati.

Banyak keluarga lain di Desa Panusupan menjadi plasma bulu mata palsu. Warga desa terpencil yang terletak di pegunungan Ardi Lawet itu, selain mengandalkan bertani dan berkebun, mengelola wisata alam dan ziarah. Sebagian lainnya menjadi pekerja plasma bulu mata.

“Banyak warga di sini yang menjadi perangkai bulu mata. Pada umumnya adalah perempuan baik muda maupun tua. Mereka jadi tidak mencari pekerjaan di kota,” imbuh Purwati.

Di Desa Beji, Kecamatan Bojongsari, ada bagian rumah dengan ukuran 2 x 5 meter berdinding anyaman bambu berisi enam perempuan yang tengah serius merangkai bulu mata palsu.
“Kami mengerjakan pesanan. Bulu mata palsu yang kami rangkai nantinya akan diambil oleh perusahaan,” ungkap Hikmah, 23, salah seorang pekerja.

Pemilik usaha itu, Lusi, 38, menambahkan, dirinya mempekerjakan tujuh orang untuk melayani pesanan bulu mata palsu. Di desa ini, ada beberapa tempat usaha sejenis. Semuanya pasti menyerap tenaga kerja, meski tidak banyak.

Dengan pekerjaan itu, mereka tidak perlu mencari kerja keluar kota. “Pendapatan juga lumayan, satu orang bisa mencapai Rp1 juta lebih setiap bulannya,” kata Lusi.

Saat dihubungi terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Purbalingga Mukodam mengatakan dari 24 perusahaan modal asing (PMA) yang ada di Purbalingga, sebagian besar berasal dari Korea Selatan. Jenis usaha dari perusahaan itu didominasi industri bulu mata palsu dan rambut palsu. Bahkan, Purbalingga disebut-sebut sebagai penghasil bulu mata nomor dua terbesar dunia setelah Guangzhou, Tiongkok.

Dari 24 industri PMA yang ada di Purbalingga, sebagian besar bergerak pada sektor bulu mata palsu. Serapan pekerjanya mencapai setidaknya 60 ribu tenaga kerja. Itu belum termasuk plasma yang ada di desa-desa.

Mukodam mengungkapkan, dengan kepercayaan investor asing yang telah berlangsung belasan tahun, Purbalingga harus terus mempertahankan sebagai daerah yang proinvestasi.

“Yang kami lakukan ialah dengan mempermudah pelayanan perizianan dan terpenting menjamin keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi,” ucap Mukodam.

Iklim investasi yang kondusif menjadi promosi paling mujarab bagi investor lainnya. Yang bercerita kepada investor lainnya ialah para pemilik perusahaan yang telah beroperasi di Purbalingga. Menjaga kondusivitas iklim investasi serta pelayanan perizinan yang cepat menjadi bagian terpenting untuk terus mendatangkan investor. (LD/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya