DUTA Besar Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra mengakui investasi di sektor kepelabuhan kurang diminati investor asal Jepang. Termasuk pembangunan Pelabuhan Cilamaya yang akhirnya tidak direalisasikan.
"Trasportasi kereta itu kan cepat mutar duitnya kalau pelabuhan investasi 30 tahun kan juga belum tentu, itu susah," Yusron di Istana Wapres, Jakarta.
Menurutnya, investasi pelabuhan tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pihak swasta. Harus ada peran pemerintah di dalamnya. Ini pula yang menjadi salah satu alasan investasi di sektor pelabuhan kurang atraktif.
"Nah itu masalahnya. Kan dulu katanya diubah jadi B to B. Kalau B to B susah kubilang, kalau pelabuhan itu enggak mungkin untung. Investasi bidang pelabuhan kurang atraktif bagi Jepang jika secara keseluruhan diserahakan 100% ke swasta tanpa keikutsertaan pemerintah," ucapnya.
Namun, hal sebaliknya berlaku untuk investasi pada kereta api cepat. Menurut Yusron, pihak swasta berminat untuk berinvestasi kereta peluru rute Jakarta-Bandung. Kajian awalnya waktu tempuh bisa sekitar 28 menit dengan tarif sekitar Rp200 ribu. Hal tersebut masuk dalam hitungan bisnis dan perputaran uangnya relatif lebih cepat ketimbang pelabuhan.
"Kalau tranportasi kereta peluru saya yakin," katanya. (Q-1)