Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Gubernur BI Perry Warjiyo Gelar Open House Perdana

Tesa Oktiana Surbakti
15/6/2018 15:10
Gubernur BI Perry Warjiyo Gelar Open House Perdana
(ANTARA/Sigid Kurniawan)

GUBERNUR Bank Idonesia (BI) Perry Warjiyo menggelar Open House Lebaran perdana di kediamannya di wilayah Jakarta Selatan, Jumat (15/6). Perry yang dilantik Mei lalu sebagai orang nomor satu di bank sentral itu.

Satu per satu pelaku di sektor ekonomi tampak berdatangan.  Di antaranya Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartiko Wirjoatmojo, CEO Citi Indonesia Batara Sianturi, petinggi Otoritas Jasa Keuangan, berikut pengamat ekonomi Aviliani.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga terlihat hadir. Dengan mengenakan kemeja batik berwarna merah, Perry sumringah menyambut para tamu. Istri Perry pun setia mendampingi. Beragam menu makanan yang menggugah selera turut disajikan. Tidak terkecuali menu khas Lebaran opor ayam.

Perry Warjiyo yang merupakan calon tunggal pilihan Presiden Joko Widodo, resmi menggantikan Gubernur Bank Indonesia sebelumnya, Agus Martowardojo. Setelah dilantik Mahkamah Agung, Perry berkomitmen membawa Bank Indonesia menjalankan mandat untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Di antaranya menjaga tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, sekaligus tetap mendukung upaya pertumbuhan ekonom. Kebijakan tersebut dikenal pro stability dan pro growth.

Selain itu, Perry berupaya mempercepat pendalaman pasar keuangan, terutama pembiayaan infrastruktur. Berikut mendorong kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung keuangan digital nasional.

Dalam menyikapi ketidakpastian global yang menekan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia di bawah kepemimpinan Perry telah menaikkan suku bunga acuan (BI 7-Day Reserve Repo Rate/DRRR) menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility menjadi 4,00% dan suku bunga Lending Facility menjadi 5,50%.

Perry menekankan kebijakan tersebut sebagai langkah pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve Bank Indonesia dalam rangka memperkuat stabilitas. Khususnya, stabilitas nilai tukar rupiah terhadap proyeksi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate/FFR) yang lebih tinggi, serta meningkatnya risiko di pasar keuangan global.(X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya