Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Buwas Akui Beras Bulog Bau dan Banyak Kutu

Erandhi Hutomo Saputra
21/5/2018 14:35
Buwas Akui Beras Bulog Bau dan Banyak Kutu
(MI/Susanto)

DIREKTUR Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengakui banyak beras stok Bulog bercampur dengan kutu dan berbau, alias memiliki kualitas rendah. Buwas mengatakan beras yang banyak kutu dan bau itu kebanyakan adalah beras impor untuk stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang menumpuk.

Beras-beras semacam itu, menurutnya, baru bisa didistribusikan setelah ada penugasan dari pemerintah. Akibatnya, citra Bulog menjadi buruk di masyarakat.

"(Beras) ini ada masanya, akan turun nilai dan kualitasnya, ini berbahaya kalau terlalu lama (menumpuk). Kita tidak mau ada istilah (beras) diperbaiki (karena) yang dirugikan masyarakat. Maka maklum beras Bulog ditemukan kutu," ujar Buwas saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR Jakarta, Senin (21/5).

Menumpuknya stok beras impor tersebut, lanjut Buwas, akibat beras yang diimpor tidak menyesuaikan dengan selera masyarakat. Ia mencontohkan masyarakat di Jawa lebih menyukai beras asal Thailand karena pulen. Sebaliknya masyarakat di Sumatera dan Kalimantan lebih memilih beras Vietnam karena lebih keras (pera).

"Jangan seperti sekarang begitu impor yang pera untuk Jawa ya gak ada yang laku, akhirnya timbul komplain kenapa berasnya gak enak," cetusnya.

Untuk itu ke depan dalam melakukan impor, Bulog akan terlebih dahulu melihat kebutuhan beras di masing-masing Provinsi. Setelah itu baru menentukan dari negara mana beras tersebut diimpor.

Tidak hanya itu, Bulog juga tengah mendata berapa stok beras yang sudah tidak layak konsumsi agar bisa dimusnahkan. Sebab ia tidak ingin beras tersebut beredar di masyarakat.

"Intinya kami ingin menjaga kualitas beras karena selama ini Bulog brandnya negatif, beras bau dan kutuan, InsyaAllah ke depan tidak akan lagi karena kualitas akan kita jaga," pungkasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya