Kondisi Bank BUMN Tetap Stabil

Fetry Wuryasti
08/5/2018 09:44
Kondisi Bank BUMN Tetap Stabil
()

HIMPUNAN Bank-Bank Negara (Himbara) memastikan kondisi bank-bank badan usaha milik negara (BUMN) dalam keadaan kondusif dan stabil meski ada sentimen negatif global yang disebabkan rencana kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).

Ketua Himbara Maryono mengatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih jauh dari krisis karena pertumbuhan ekonomi yang terus stabil dan kinerja perbankan yang naik signifikan."Di dalam negeri, fundamen ekonomi kita kuat, permintaan kredit pun terus meningkat," katanya di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, adanya penurunan harga saham khususnya sektor perbankan yang sempat terjadi akhir pekan lalu lebih karena faktor global. "Faktor inilah yang membuat investor asing banyak menjual portofolio sahamnya di Indonesia, terutama yang sudah memiliki untung banyak. Nah, saham-saham yang sudah memiliki untung banyak ini ialah perbankan," urainya melalui keterangan resmi.

Maryono yang juga Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencontohkan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sempat terkoreksi karena naik lebih dari 100% dalam kurun satu tahun. Jadi, tidak mengherankan jika pelaku pasar banyak melepas saham BBTN karena sudah memperoleh keuntungan (capital gain) yang tinggi.

"Kondisi ini hanya sementara, contohnya hari ini Senin (7/5) rebound, saham BBTN naik 240 poin (9,06%) ke level 2.890, tertinggi jika dibandingkan dengan bank-bank BUMN lainnya," ungkap Maryono.

Mengenai adanya data yang beredar bahwa bank BUMN mengalami kerugian, Maryono enggan memberikan komentar. Namun, dia memastikan hal tersebut tidak benar. Pasalnya, kinerja keuangan bank BUMN pada triwulan I 2018 sedang mengalami pertumbuhan signifikan dan berada dalam kondisi sangat sehat.

"Membaca laporan keuangannya keliru, jadi tidak benar bank BUMN mengalami kerugian," tegasnya.

Menguat

Kemarin petang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat sebesar 92,75 poin, yang didorong investor yang melakukan aksi beli. IHSG BEI ditutup menguat 92,75 poin atau 1,60% menjadi 5.885,09, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 20,91 poin (2,27%) menjadi 941,03.

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengatakan sebagian investor mulai melakukan akumulasi beli memanfaatkan harga saham yang mengalami tekanan pada hari sebelumnya. "Faktor teknikal jadi salah satu penopang bagi IHSG di tengah sentimen eksternal yang masih dibayangi ketidakpastian," ujarnya.

Ia menambahkan, sebagian pelaku pasar saham juga mengapresiasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada triwulan I 2018 ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan I 2018 tumbuh 5,06% (yoy). "Pertumbuhan PDB kita masih di atas 5% meski di bawah estimasi pasar," katanya.

Ia mengatakan salah satu sentimen yang menjadi perhatian bagi investor saham ke depannya ialah kebijakan suku bunga The Fed pada Juni 2018. "Sentimen dari The Fed itu masih akan membayangi pasar saham," pungkas dia. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya