Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Suku Bunga Diperkirakan Tetap, Bank Indonesia Masih Akan Gunakan Cadangan Devisa

Fetry Wuryasti
22/3/2018 11:14
Suku Bunga Diperkirakan Tetap, Bank Indonesia Masih Akan Gunakan Cadangan Devisa
(MI/ROMMY PUJIANTO)

SUKU bunga acuan 7 Days Repo Rate diprediksi akan tetap di 4,25%. Ruang untuk pelonggaran moneter bisa dikatakan sudah tidak ada lagi akibat tren pengetatan moneter global setelah The Fed naikkan suku bunga 25 bps Maret ini, ujar analis Indef Bhima Yudhistira Adhinegara, saat dihubungi, Kamis (22/3).

Dari dalam negeri, inflasi Februari lalu mulai mereda, namun harga beberapa bahan pangan masih akan tinggi hingga Lebaran. Jadi akan ada kemungkinan inflasi yang didorong volatile food akan membuat total inflasi 2018 berada di atas 3,5%.

Pelemahan rupiah yang diakibatkan oleh keluarnya modal asing dan defisit neraca perdagangan juga menjadi pertimbangan BI untuk menahan 7 Days Repo Rate.

"Bank Indonesia masih akan gunakan cadangan devisa untuk lakukan stabilisasi Rupiah," kata Bhima.

Namun tidak menutup kemungkinan pada rapat The Fed berikutnya kenaikan bunga yang kedua kalinya pada Mei 2018 akan memberi tekanan besar pada Rupiah, BI diproyeksi akan menaikkan suku bunga acuan 7 Days Repo Rate menjadi 4,5-4,75%.

"Artinya langkah Bank Indonesia untuk pertahankan bunga acuan hanya temporer," imbuhnya.

Efek keputusan BI pertahankan suku bunga akan menjadi pertimbangan bagi investor asing di pasar saham dan obligasi.

Di pasar saham dikhawatirkan dana keluar masih terus terjadi meskipun angkanya menurun dibanding Februari.

Di pasar surat utang efeknya, investor sebagian akan beralih ke Treasury Bond di AS karena yieldnya cenderung berada di kisaran 2,8-2,9% alias semakin menarik.

Untuk menjaga agar tidak terjadi penjualan SBN, pemerintah diprediksi akan pertimbangkan naikkan kupon penerbitan SBN berikutnya sekitar 25-50 basis poin.

Hasil rapat The Fed Maret ini pun memproyeksikan suku bunga acuan Fed Rate pada 2020 akan berada di angka 3,1% alias naik 135 bps dri posisi saat ini.

Kalau ini terjadi sampai di tahun 2020, kata Bhima, potensi pelemahan Rupiah dan saham harus diantisipasi.

"Dari median projectionnya menunjukkan suku bunga AS akan naik bertahap. Tapi The Fed juga akan melakukan normalisasi balance sheet. Efek negatif dari pengetatan moneternya ganda. Sekarang SBN 10 tahun bunganya 6,6%. Bisa bisa naik 25-50 bps sampai 7,1%," tukas Bhima. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya