Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
KEBIJAKAN importasi beras tidak akan mempengaruhi kinerja perseroan dalam menyerap gabah hasil panen dari petani. Bulog menegaskan punya kemampuan dan kapasitas gudang untuk menyerap dan menyimpan beras impor dan hasil panen petani.
Penegasan tersebut dikemukakan Sekretaris Perusahaan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Siti Kuwati di Jakarta, Rabu (7/2). Ia mengatakan Bulog memiliki 1.400 unit gudang yang tersebar di 26 divisi regional dengan kapasitas simpan sekitar 4 juta ton.
Sehingga, sekalipun beras impor yang didatangkan dari Thailand, Vietnam dan India nantinya akan langsung dimasukkan ke dalam gudang, Bulog masih memiliki banyak tempat untuk menyerap gabah petani.
Pasalnya, berdasarkan keputusan terakhir, beras impor yang akan masuk ke Indonesia hanya sebesar 281 ribu ton dengan rincian 141 ribu ton dari Vietnam, 120 ribu ton dari Thailand dan 20 ribu ton asal India.
Siti kembali menekankan, beras impor tersebut, setelah tiba di Indonesia, tidak akan langsung dilepas ke pasar dan baru akan dikeluarkan jika benar-benar diperlukan.
"Beras impor itu baru akan keluar setelah ada rapat koordinasi terbatas. Jadi tidak langsung didistribusikan atau masuk ke pasar dan Bulog akan tetap menyerap hasil panen sesuai ketentuan Inpres dengan jumlah sebanyak-banyaknya," ujar Siti melalui keterangan resmi, Rabu (7/2).
Berdasarkan Surat Izin Impor yang diberikan Kementerian Perdagangan, beras impor akan datang dalam beberapa tahap dan harus sudah tiba di Indonesia secara menyeluruh paling lambat 28 Februari mendatang.
Beberapa pelabuhan tujuan yang menjadi destinasi impor adalah Belawan, Sumatera Utara; Teluk Bayur, Sumatra Barat; Panjang, Lampung; Merak, Banten; Tanjung Priok, Jakarta; Benoa, Bali; Tenau, NTT dan Tanjung Perak serta Tanjung Wangi, Jawa Timur.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved