Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Gerak Cepat Hadapi Revolusi Industri

Nov/E-3
18/11/2017 00:01
Gerak Cepat Hadapi Revolusi Industri
(MI/Susanto)

PRESIDEN Joko Widodo mengingatkan seluruh pihak agar bergerak cepat dalam meng­antisipasi revolusi industri keempat yang datang begitu pesat dan serentak di hampir semua negara.

“Revolusi industri ini mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi digital, dimensi fisik, dan dimensi biologis. Jadi, kita semuanya harus gerak cepat,” ungkap Presiden ketika memberikan sambutan dalam sarasehan DPD RI bertajuk Mewujudkan Konstitusional DPD RI Tahun 2017 di Gedung Nusantara IV DPR RI, Jakarta, kemarin.

Jokowi mengakui dengan revolusi industri keempat memang terdapat potensi US$600 miliar atau hampir Rp10.000 triliun per tahunnya di ASEAN pada 2030. Meski demikian, Presiden menyampaikan ada tantangan dalam hal kehilangan pekerjaan bagi masyarakat di dunia.

“International Labour Organization (ILO) memprediksikan ada 56% lapangan kerja di negara-negara ASEAN termasuk di Indonesia akan hilang akibat otomatisasi-otomatisasi mesin, robotik, dan lain-lain. Maka itu, kita harus siapkan kebijakan-kebijakan agar hal itu tidak terjadi di Indonesia,” tuturnya.

Jokowi melanjutkan hal-hal yang mendasar pun harus segera diselesaikan agar bisa loncat menuju antisipasi pada perubahan yang amat cepat tersebut. Hal itulah yang kemudian menjadi ­alasan bagi pemerintah dalam membangun infrastruktur bukan hanya Jawa-sentris, melainkan juga Indonesia-sentris.

“Karena daerah sangat membutuhkan hal tersebut. Jalan Tol Trans-Sumatra, misalnya, diperlukan lantaran mobilitas logistik dan mobilitas orang ini akan memperkuat kita bisa bersaing dan bisa berkompetisi dengan negara lain atau tidak,” paparnya.

Presiden pun mengingatkan index global competitiveness Indonesia yang masih kalah jauh dari negara-negara tetangga.

Dari sisi infrastruktur juga terjadi demikian. Infrastruktur Indonesia, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, masih kalau jauh. Biaya transportasi dan logistik juga masih dua setengah kali lipat ketimbang mereka.

“Artinya dalam berkompetisi dan bersaing kita ini kalah. Hal-hal yang fundamental seperti ini harus secepatnya kita selesaikan,” tegasnya. (Nov/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya