Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Powell, The Fed, dan Kita

Adiyanto
06/11/2017 09:56
Powell, The Fed, dan Kita
(Gubernur The Federal Reserve (The Fed) yang baru, Jerome Powell ---AFP/SAUL LOEB)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk Jerome Powell sebagai Gubernur The Federal Reserve (The Fed) yang baru. Hampir mayoritas media massa dunia, baik cetak, online, maupun televisi, memberitakannya plus disertai berbagai analisis pakar.

Peran Powell yang begitu penting tak lepas dari posisi negaranya sebagai kekuatan ekonomi dunia. Selain itu, tentu saja posisi dolar AS menjadi acuan sebagian besar transaksi perdagangan internasional, yang kini nyaris tanpa sekat. Dolar terguncang maka gempanya menjalar ke mana-mana. Peran The Fed sebagai bank sentral AS juga tak kalah penting sebagai pengatur kebijakan moneter ‘Negeri Abang Sam’.

Berdasarkan hal inilah figur Powell yang merupakan anggota Dewan Gubernur The Fed sejak 2012 menjadi penting. Dalam dunia keuangan, kepercayaan ialah hal utama. Terlebih bagi para investor global yang memegang produk-produk investasi, keuangan, dan asuransi.

Mungkin publik ingat pernya­taan Alan Greenspan pada 2011. Kala itu, dalam sebuah wawancara dengan NBC, pria kelahiran Manhattan yang kala itu menjabat Gubernur The Fed melontarkan pernyataan kontroversial terkait dengan kemampuan AS membayar utang. Kala itu, Greenspan mengatakan AS bisa mencetak dolar kapan pun. Ucap­an itu kontan memicu panik. Pencetakan uang diyakini hanya akan menaikkan jumlah uang beredar dan menaikkan inflasi, yang ujung-ujungnya juga bakal membuat nilai dolar rontok.

Itulah mengapa Powell diharapkan mampu mempertahankan gaya komunikasi dan sikap hati-hati gubernur bank sentral AS sebelumnya, Janet Yellen, dalam menyampaikan arah kebijakan moneter sehingga mampu meredam gejolak sistem keuangan global. Sikap komunikatif Powell dalam menyampaikan kebijakan, menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, cukup dibutuhkan mengingat bank sentral AS itu sedang melanjutkan proses normalisasi kebijakan pascapelonggaran moneter.

Sikap kehati-hatian memang perlu. Namun, ketimbang berharap sikap itu dilakukan pihak lain, lebih baik kita antisipasi sendiri dengan memperkuat pondasi ekonomi. Ngapain pusing-pusing mengurusi hal lain? Mau panas atau hujan badai sekalipun, jika kondisi tubuh fit dan antibodi bekerja baik, tentu pengaruhnya tak bakal berdampak sistemis. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya