Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
INDUSTRI makanan dan minuman nasional semakin menguatkan daya saingnya dalam mengisi rantai pasok untuk pasar domestik dan ekspor. Hal ini ditandai dengan penambahan kapasitas produksi industri minuman ringan yang dilakukan oleh Coca-Cola Amatil Indonesia di Medan, Sumatra Utara.
"Kami memberikan apresiasi kepada perusahaan ini sebagai pelopor dalam industri minuman ringan di Indonesia yang selama ini turut berkontribusi terhadap perekonomian nasional," kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto ketika melakukan kunjungan kerja di pabrik baru Coca-Cola Amatil Indonesia, Medan, Sumatra Utara, Rabu (30/8) dalam keterangannya persnya.
Panggah menegaskan, industri makanan dan minuman merupakan sektor yang sangat strategis dan masih mempunyai prospek bisnis yang cukup cerah di Tanah Air, dengan ditunjukkan melalui kinerja pertumbuhannya pada semester I tahun 2017 yang mencapai 7,69%.
"Sedangkan, kontribusinya terhadap PDB nasional sebesar 6,06%,"ungkapnya.
Peran subsektor industri makanan dan minuman dalam memberikan sumbangan pada PDB industri non-migas, juga terbesar dibandingkan subsektor lainnya, yaitu mencapai 33,63% pada semester I 2017. Di samping itu, realisasi investasi di sektor industri makanan dan minuman pada periode yang sama sebesar Rp21,6 triliun untuk PMDN dan US$1,18 miliar untuk PMA.
Dengan kinerja yang gemilang tersebut, Panggah menyampaikan, pihaknya aktif mendorong agar para pelaku industri makanan dan minuman di dalam negeri tetap berupaya untuk meningkatkan mutu, produktivitas dan efisiensi di seluruh rangkaian proses produksi. Sejalan dengan langkah itu, diperlukan pula peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta kegiatan penelitian dan pengembangan.
"Kami mengharapkan Coca-Cola Amatil Indonesia dapat berkontribusi pada program pembinaan dan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match dengan industri," tutur Panggah. Program yang diinisiasi oleh Kemenperin ini akan kembali diluncurkan untuk wilayah Sumatra Utara pada September 2017.
Direktur Supply Chain Coca-Cola Amatil Indonesia, Gigy Philip menerangkan bahwa perusahaan terus berkomitmen untuK meningkatkan investasi hingga US$300 juta dalam tiga tahun ke depan.
"Sebagai perusahaan PMA, kami telah berinvestasi di Indonesia mencapai US$445 juta pada 2012-2017 dengan jumlah karyawan sebanyak 11 ribu orang," paparnya.
Pada Maret 2017, Coca-Cola Amatil Indonesia telah meresmikan pengoperasian fasilitas produksi dan pusat distribusi perusahaan di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur dengan nilai investasi mencapai US$42 juta.
"Upaya ini merupakan salah satu tahapan dari komitmen investasi kami yang diharapkan menjadi pemacu bagi pengembangan industri makanan dan minuman nasional," ucapnya.
Sementara itu, untuk ekspansi yang dilakukan di Medan, Coca-Cola Amatil Indonesia menggelontorkan dana senilai US$20 juta untuk membangun lima lini produksi. Di atas lahan seluas lima hektare, fasiltas pabrik ini memiliki kapasitas produksi mencapai 150 juta botol per tahun untuk didistribusi ke seluruh wilayah di Pulau Sumatera, antara lain Aceh, Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Sumatra Barat, dan Jambi. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved