Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KITA pernah menyinggung tujuan puasa sebagaimana disebut dalam Alquran la’allakum tattaqun, tetapi sebenarnya ada tujuan lain yang merupakan ultimate goal, tujuan akhir dari puasa, bahkan hidup ini.
Hal itu disebutkan dalam ayat 185 Surat Al Baqarah yang berbicara tentang selesainya orang berpuasa, setelah 29 atau 30 hari dari bulan Ramadan. Ayat itu berbunyi wa litukabbrullaha 'ala maa hadakum wa la'allakum tasykuruun dan setelah selesai puasa, hendaklah kamu bertakbir agar kamu bersyukur. Jadi, sebenarnya tujuan akhir dari berpuasa itu ialah syukur.
Apakah syukur itu? Banyak rumusan para pakar tentang pengertian syukur. Bisa berarti pujian atas kebaikan. Bisa berarti penuhnya sesuatu. Bisa berarti penampakan sesuatu. Bahasa juga menggunakan kata ‘syukur’ itu melukiskan tumbuhan yang tumbuh lebat walau dengan sedikit air atau binatang yang gemuk walau dengan sedikit rumput.
Makna-makna ini hendaknya dapat diwujudkan ketika seorang bersyukur kepada Tuhan.
Ada tiga alat untuk bersyukur. Pertama, hati. Kedua, lidah. Ketiga, anggota tubuh. Hati harus bersyukur dengan cara menerima dengan legawa dan sukaria, suka hati atas nikmat dan anugerah yang Anda terima. Keadaan hati ini mendorong lidah untuk memuji dan bersyukur.
Kemudian, ini yang penting, mengamalkan dalam arti setelah mengakui dan menerima, apa yang Anda terima itu Anda mengamalkan dengan menjadikan apa yang Anda terima itu memenuhi tuntutan pemberian-Nya. Nikmat-nikmat Tuhan yang kita terima, termasuk Tanah Air kita ini, harus mampu kita tampakkan keistimewaannya ke permukaan. Harus mampu menggali sumber daya alam supaya tampak ke permukaan. Ketika itulah antara lain kita dinamai bersyukur kepada Tuhan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved