Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidupdan Kehutanan (KLHK) bersama masyarakat dan Komunitas Ciliwung, turun bersama ke sungai dalam rangka Bebersih Ciliwung 2019 mulai dari hulu hingga hilir dengan panjang area 69,5 km. Sebanyak 8.443 orang secara serentak terlibat dalam kegiatan tersebut dan berhasil memecahkan rekor MURI, kemarin.
Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2019 dengan tema Biru Langitku Hijau Bumiku dan Gerakan Bebas Sampah Plastik.\
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, memimpin langsung kegiatan tersebut dan ikut serta memantau progres lewat video conference kegiatan Bebersih Sungai Ciliwung dari titik hulu di Cisuarua, hingga titik hilir di Tanah Abang bersama masyarakat di Yayasan Bambu Indonesia, Cibinong-Bogor.
Kegiatan yang di laksanakan pada 36 lokasi di 33 Kecamatan di sepanjang Sungai Ciliwung bertujuan sebagai kampanye dan edukasi lingkungan perlindungan dan pengelolaan ekosistem di daerah aliran sungai (DAS)Ciliwung, memfasilitasi pengenalan potensi DAS Ciliwung kepada pihak perusahaan untuk berpartisipasi aktif dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem DAS Ciliwung, serta pengembangan jaringan kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
Diharapkan, kegiatan inidapat menjaga kearifan lokal dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya di daerah sepanjang DAS Ciliwung.
Turut hadir pada kegiatan ini, antara lain mantan Menteri Lingkungan Hidup Sarwono Kusuma atmadja, Sekjen KLHK Bambang Hendroyono, DirekturJenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) MR Karliansyah, Wakil GubernurJawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Bogor Ade Yasin, dan Pembina Yayasan Bambu Indonesia Jatnika Nanggamiharja masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung, Komunitas Peduli Ciliwung, Lembaga Pendidikan dan Gerakan Pramuka, serta dunia usaha.
Patut menjadi perhatian bahwa kualitas air Sungai Ciliwung masih belum mencapai kelas II berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001.
Perbaikan kualitas air sungai Ciliwung tentunya tidak bisa dilakukan pemerintah atau masyarakat saja, tetapi perlu kerjasama dan integrasi program yang dilakukan antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat.
Diharapkan kegiatan tersebut dapat menumbuh kembangkan kepedulian dan rasa memiliki dari seluruh stakeholder. “Gerakan komunitas mampu membangun modal sosial masyarakat perkotaan denga ntidak hanya memperjuangkan hak-haksosial, tetapi juga kelestarian lingkungan sungai sebagai bagian dari kehidupan sosial mereka.
Gerakan Komunitas Ciliwung sudah berorientasi kedepan dengan mengadopsi isu adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan sistem tanggap darurat bencan aalam (banjir) selain masalah pencemaran dan sampah yang merupakan masalah sehari-hari”, jelas Siti Nurbaya dalam sambutan pembukaan, di Yayasan Bambu Indonesia, Cibinong, Jawa Barat, kemarin.
Berdasarkan penelitian, jumlah limbah rumah, sampah, limbah industri, limbah ternak dan pencemaran dari aktivitas pertanian yang masuk Sungai Ciliwung sebesar 54,4 ton BOD per hari. Sementara itu, kemampuan sungai untuk menampung beban pencemaran hanya sebesar 9,29 ton BOD per hari.
“Artinya sungai ini sudah melewati daya dukungnya,” tekanSiti.
Di sisi lain, Dirjen PPKL KLHK MR Karliansyah mengatakan, tantangan bertambah dengan tingkat perubahan tata ruang dan tutupan lahan yang tinggi. Selain menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, perubahan tersebut meningkatkan kerentanan bencana banjir.
Daerah sempadan sungai (riparian) dari Bogor, Depokdansebagian Jakarta selatan yang merupakan 60% dari total luas daerah sempadan Sungai Ciliwung, 37,11% telah berubah menjadi daerah terbangun yang kedap air berdasarkan penelitian pada 2015.
“Maka, konsep pemulihan sempadan sungai di daerah yang telah terbangun dilakukan dengan manajemen restorasi riparian,” ujarKarliansyah.
Sempadan sunga iditingkatkan kualitasnya dengan membua tkolam-kolam retensi untuk mencegah banjir, pengembangan perikanan darat dan eko wisata sungai, dan taman-taman umum untuk mengembalikan kawasan hijau di sepanjang bantaran sungai.
Lebih lanjut Siti menjelaskan, KLHK bekerja sama dengan komunitas-komunitas telah mengombinasikan konseprestorasi riparian ini, sebagai upaya penurunan beban pencemaran dar ilimbah domestik dan menjadikan tempat tersebut sebagai pusat edukasi lingkungan berbasis ekoriparian.
Ekoriparian Srengseng Sawah di daerah Depokuntuk Ciliwung, Ekoriparian Teluk Jambe Karawang untuk Sungai Citarum telah menjadi tempat studi banding bagi komunitas, pemerintah daerah dan para generasi milenial.
“Dengan melihat modal sosial yang dimiliki oleh komunitas Ciliwung, saya yakin pola-pola restoras itersebut dapat direplikasi dengan cepat.Apalagi, perhatian dari dunia usaha terhadap upaya pemulihan kualitas sungai sudah mulai meningkat karena keterlibatan masyarakat dan komunitas sanga ttinggi, dan komitmen pemerintah sudah terbentuk,” lanjutSiti.
IPAL Masjid Istiqlal
Sementaraitu, Menteri LHK SitiNurbaya, pada hari yang sama meresmikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dalamkesempatanitu, ia menekankan pentingnya inovasi pengelolaan limbahs ebagai sumber daya guna ulang demi mengatasi problem ketersediaan air.
“Inovasi penyediaan sumber air baku telah menjadi perhatian penting. Alternatifnya yang bisa dilakukan ialah menggunakan daur ulang air limbah, khususnya air limbah perkotaan sebagai salah satu sumber air baku untuk penyediaan air bersih,” ujar Menteri Siti.
Selain membangun IPAL, KLHK juga membangun dan mengoperasikan sistem pemantauan kualitas air secara terus menerus dan online di Sungai Ciliwung, Masjid Istiqlal.
Metode diterapkan merupakan integrasi antara pengolahan air limbah dan penjernih air, sistem pengolahan air limbah dengan wetland apung, penerapan nano bubble generator, dan teknologi sensor untuk pemantauan kualitas air.
Kegiatan yang dilakukan meliputi daur ulang air wudu, pengolahan limbah domestik (grey waterdanblack water), pemanfaatan kembali air limbah, dan pemantauan kualitas air sungai secara kontinu dan dijalankan secara daring.
Menteri Siti mengatakan sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan seperti Jakarta, pencemaran air tanah maupun air permukaan dan distribusi sumber air serta konsumsi pemakaian air yang tidakmerata, telah menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan da nkebutuhan air.
Karenaitu, inovasi penyediaan sumber air baku amat penting.
“Sekalipun air merupakan sumber daya terbatas, tetapi pada kenyataannya konsumsi air telah meningkat dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir ini. Pada 2025, diprediksi 50% dari penduduk bumi ini akan kekurangan air. Maka, salah satu solusi terhadap peningkatan kebutuhan air bersih dan upaya pengendalian pencemaran air, kami melakukan pengelolaan air limbah,” jelasnya.
Pada bagian lain, Karliansyah mengatakan, latar belakang dibangunnya IPAL di Masjid Istiqla lialah kualitas air Sungai Ciliwung yang sangat memprihatinkan. Di saat yang sama, penurunan beban pencemaran air sungai dan air tanah, perlu dijalankan seiring dengan tingginya kebutuhan air bersih.
Pembangunan IPAL domestik dilakukan dengan tujuan untuk mengolah grey water dan black water dari kegiatan di Masjid Istiqlal dengan kapasitas terpasang sebesar 250 m3/hari.Sedangkan untuk daur ulang air limbah wudu berkapasitas terpasang sebesar 96 m3/hari.
Menurut Karliasnyah, pembangunan IPAL tersebut nantinya selain untuk memenuhi kebutuhan air baku, juga bisa menghemat pengeluaran.
Dengan adanya IPAL di Masjid Istiqlal, kawasan tersebut dan lingkungan sekitarnya menjadi kawasan yang bersih, indah, dan berwawasan lingkungan.
“Selamaini Masjid Istiqlal tidak sekada rmenjadi tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga tujuan wisata. Banyak pemimpin dunia yang dalam kunjungan kenegaraan ke Indonesia, mampir berkunjung ke Masjid Istiqlal,” jelas Karliansyah. (Try/Dhk/Was/S2-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved