Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Clubbing di Atas Sepeda

MI/FARIO UNTUNG
06/12/2015 00:00
Clubbing di Atas Sepeda
(MI/ATET DWI PRAMADIA)
MENDEKATI pukul 19.00 WIB, perempuan-perempuan dengan setelan busana kerja berdatangan. Di dalam ruangan, musik berdegub dan sorot lampu warna-warni berkelebatan menyapu temaram.

Dengan bergegas, para perempuan itu berganti baju. Bukan ke baju-baju glamor, melainkan setelan olahraga. Lagu-lagu pop dengan bit cepat macam Bad Blood dari Taylor Swift dan berbagai musik house dan dance mereka nikmati di atas sepeda statis.

Itulah suasana Kamis (3/12) di Ride Jakarta, studio bersepeda yang berlokasi di lantai dasar Fairgrounds, Sudirman Central Bussiness District, Jakarta. Dengan menyebut diri sebagai studio butik bersepeda pertama di Indonesia, Ride Jakarta sebenarnya berkonsep dasar tidak jauh berbeda dengan pusat kebugaran masa kini, yakni membuat aktivitas olahraga penuh hiburan.

Namun, tampilannya memang lebih unik karena suasana temaram bersorot lampu warna-warni mirip di kelab. Selain itu, meski hanya mengkhususkan untuk bersepeda statis, latihan tidak membosankan karena dengan bermacam posisi kayuhan. Mulai duduk, semi berdiri, hingga berdiri. Singkat kata mereka berhasil mengeksplorasi kegiatan bersepeda statis.

Malam itu di kelas Ride Signature Class, latihan awal dimulai dengan intensitas ayuhan yang rendah dan berlanjut ke intensitas normal dan tinggi. Perubahan intensitas itu diiringi dengan bit lagu yang sesuai.

Selain itu, para rider (peserta latihan) dibimbing berganti posisi kayuhan dan jenis kecepatan. Ada kayuhan sprinting yang cepat dan kayuhan hills yang pelan saat lagu berganti ke tempo lambat.

"One, two, three go. Enjoy and fun (satu, dua tiga, tancap. Nikmati dan bersenang-senanglah)," ucap Noel Nocciolo, pelatih perempuan asal California, Amerika Serikat, yang kali itu memimpin.

Peluh pun mulai terlihat di wajah-wajah ke-22 riders yang hampir semuanya perempuan. Meski sudah bekerja seharian, para eksekutif muda itu nyatanya masih punya semangat besar mengayuh. Banyak pula yang tampaknya menjadikan bersepeda sebagai pelepas penat dari rutinitas.

Jika lelah, para riders dibebaskan menurunkan tempo kayuhan atau bahkan beristirahat minum. "No one is judging you. Feel free. (Tidak ada yang menilai kamu. Bebas saja)" teriak Nicciolo yang seolah menegaskan tidak ada paksaan untuk selalu mengikuti arahan atau beban untuk bersaing dengan riders lainnya. Suasana yang gelap pun secara tidak langsung mendukung kebebasan para rider.

Seorang rider bernama Yunika mengaku kelas yang berlangsung selama 45 menit itu memberikan tantangan yang tidak kalah dari olahraga lain. "Awal-awal parah banget, paha pegel semua. Pas kelas keempat dan kelima baru mendingan" katanya.

Sensasi
Salah satu pendiri sekaligus kepala pelatih Ride Jakarta, Gita Sjahrir, mengatakan studio yang dibuka April 2015 itu mengadopsi tren di New York, AS. Di 'Negara Paman Sam' itu, studio bersepeda memang booming beberapa tahun ini. Studio Soul Cycle bahkan menjadi langganan para selebritas, termasuk David Beckham.

Gita mengaku ia pun melakukan riset kecil dengan menjadi anggota di sepuluh studio bersepda di New York. Dari situ ia paham bahwa olahraga itu dapat dieksplorasi sangat menarik sekaligus memberikan manfaat kebugaran yang besar.

Meski dalam ruangan dan di atas sepeda statis, olahraga itu juga efektif membakar kalori dan melatih otot. "Jika para rider dengan benar mengikuti arahan instruktur, dipastikan sebanyak 600-900 kalori akan terbuang secara otomatis. Terlebih kekuatan otot pada tubuh akan terbentuk seperti di otot perut, pinggang, paha, betis, dan pergelangan kaki," tutur Gita.

Otot tubuh bagian atas, seperti lengan dan bahu juga bisa dilatih karena para rider bisa bergerak bebas mengikuti musik.

Gita juga tidak sekadar membawa tren. Perempuan 34 tahun itu ingin memberikan sensasi bersepeda yang menyenangkan sekaligus bisa menjadi alternatif para penggemar sepeda yang kurang nyaman dengan jalanan Jakarta.

"Banyak yang merasa bosan jika harus bersepeda di jalanan Jakarta. Mungkin panas, macet, dan belum ada jalur yang benar-benar untuk sepeda. Paling hanya bisa saat car free day," ungkap Gita soal pengakuan para pelanggannya. Meski baru dibuka beberapa bulan, Ride Jakarta terbukti cukup sukses menggaet hati para kaum urban pecinta olahraga. Kelas mereka tidak pernah sepi peminat. Untuk mendukung kegiatan itu, Gita pun dibantu lima instruktur.

Mereka membuka kelas dari Senin sampai Sabtu pada pagi ataupun malam hari. Mereka yang tertarik dapat menjajal dengan membayar Rp300 ribu untuk pendaftar baru untuk tiga sesi, sedangkan setelahnya dikenai biaya Rp250 ribu per sesi atau bisa langsung membeli paket untuk 10 kelas dengan biaya Rp2,1 juta. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya