Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BERAWAL dari kompetisi bisnis, Osbert Adrianto bersama tiga kawan kampusnya merintis usaha branding consultant. Klien-kliennya didominasi perusahaan-perusahaan mapan. Lalu bagaimana mereka meyakinkan mereka tentang validitas rekomendasi yang mereka berikan? Untuk menjawab banyak pertanyaan tentang bisnis mereka, Muda mewawancarai Osbert, sang CEO of Dreambox pada Kamis (5/1) di Tangerang, Banten, simak ya!
Ceritakan dong tentang Dreambox?
Ini branding consultant milik kami, sudah berdiri dari Juni 2012, lokasi kantornya di kawasan Gading Serpong. Kami merintisnya saat masih kuliah, saya masih semester 5. Saya ikut lomba business plan bersama kedua rekan saya, Aland Sindhuartha dan Daniel Hermasnyah. Kami semua kuliah di Universitas Multimedia Nusantara, angkatan 2009. Saya dan Daniel kuliah di akuntansi, sedangkan Aland di desain komunikasi visual. Kami sebenarnya enggak memiliki tujuan tertentu saat awal membuat branding consultant ini. Saat kompetisi itu, kami fokus bikin mobile apps untuk listing property.
Ternyata kita juara 1. Hadiah yang didapat saat itu Rp10 juta langsung habis karena kami belum punya perencanaan tertentu dan belum berpikir untuk membesarkan bisnis ini. Tapi, setelah kami telusuri lagi, ternyata untuk mobile apps itu cukup complicated karena enam tahun lalu, belum banyak yang bisa membuat mobile apps android dan agak mahal juga. Setelah kami rembuk bareng, kira-kira dengan kemampuan sekarang, kita bisa melakukan apa? Akhirnya, kami putuskan bikin jasa desain, saat itu, cuma kecil-kecilan saja, yang penting cukup untuk uang jajan dan develop mobile apps.
Lalu, mengapa berakhir menjadi branding consultant?
Nah lama-lama, kami keterusan dan lupa sama mobile apps ini. lebih intens di jasa desain tadi.
Tapi, ternyata di bisnis desain ini kami cuma bertahan setahun karena pada dasarnya orang tak hanya butuh pada karya yang bagus, tapi juga servis yang baik. Kami pun terus improvisasi supaya servis bisa optimal. Kami lalu sama-sama belajar dari beberapa mentor dan teman lalu sedikit demi sedikit melengkapi metodologi hingga akhirnya terbentuk branding consultant ini. Jadi benar-benar mengerjakan branding consultant sebenarnya pada 2013.
Apa sih pekerjaan yang digarap sebagai branding consultant?
Kami mengaplikasikan beberapa strategi, tidak cuma mengerjakan desain, juga strateginya. Merek itu macam-macam, seperti juga bagaimana kita melihat seseorang, dilihat penampilannya, cara bicaranya, sudut pandang bahkan mungkin wanginya. Itu semua holistis, kita tidak bisa ambil satu per satu dan bilang ini merek.
Sementara, orang Indonesia sering salah kaprah, mereka bilang branding itu desain logo, padahal bukan cuma itu.
Bagaimana kalian menjalankan kerja branding consultant itu?
Pertama, melakukan riset kenapa orang mau membeli sesuatu dan sebagainya. Setelah riset selesai, kita terapkan dan tanyakan pada klien, ingin dikenal seperti apa. Lalu, kita tuangkan ke desain. Jadi kadang, walaupun kita branding logo, belum tentu berubah tergantung dari kegunaannya. Bisa berubah sedikit atau banyak, tergantung hasil riset. Kami akan berfokus, branding yang bisa membawa pengaruh finansial untuk klien, bisa naik berapa kali lipat tergantung jenis usaha klien. Nah jika itu terjadi, kami sudah berada di jalan yang benar. Seiring berjalan waktu, kami terus improve metodologi hingga akhirnya jadi seperti sekarang ini.
Sistem kerja di Dreambox?
Kami punya tiga divisi, yaitu marketing, strategi, dan desain. Marketing ini untuk cari order, follow up dan kegiatan lainnya. Divisi strategi bertugas meriset dan berkomunikasi demi mencapai keinginan bersama, sedangkan divisi desain menerjemahkannya hingga jadi konsep final. Jadi, di akhir proyek, kami akan merilis brand guideline, mencakup bagaimana perusahaan klien dikenal. Misalnya sebagai perusahaan yang ingin dikenal ramah, kami memberikan panduan bagaimana satpam say hello, body language-nya, harus santai dan bersahabat. Tapi jika ingin dikenal formal, pendekatannya beda lagi, yang penting harus konsisten dari tahun ke tahun.
Kalian kan masih muda-muda, bagaimana meyakinkan klien tentang kualitas pelayanan perusahaan?
Berpenampilan profesional dan banyak belajar supaya bisa jawab challenge klien dengan mudah. Kami juga selalu berusaha menunjukkan hasil-hasil kerja yang sudah sukses menggunakan metode yang kami berikan.
Apakah bisnismu sudah punya badan hukum?
Sudah, namanya CV Dreambox Denalo International. Total saat ini tim kami 22 orang, ada 3 pendiri dan pemilik, salah satunya saya sebagai CEO dan dua direktur utk perusahaan subsider.
Kunci sukses kalian?
Kami selalu bertekad, memberikan klien lebih dari dana yang mereka keluarkan, dua atau bahkan tiga kali lipatnya. Prinsip itu didapat dari mentor branding consultant yang kami datangkan. Dari situ, mata kami terbuka, branding itu tidak cuma tentang desain, tetapi mencakup banyak hal.
Bagaimana kiat kalian berkompetisi dengan perusahaan sejenis?
Selama ini kami bisa berikan return on investment utk klien, bayar Rp1 juta dapat Rp100 juta, dari situ dapat word of mouth.
Omzet yang kalian dapat?
So far, sudah miliaran per tahun. Untuk tahun-tahun awal, mungkin hanya Rp50 jutaan. Tapi, seiring berjalannya waktu, terus meningkat. Yang pasti, branding ini efeknya berasa banget buat kami. Target marketing harus selalu berkali-kali lipat dari sebelumnya. Kita harus selalu bisa mencapainya.
Klien yang kalian tangani?
Merpati Nusantara Airlines, Heksa Insurance, Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya di Lampung, PT Gincourt Resources yang bergerak di industri pertambangan serta RSIA Bunda. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved