Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Nyanyi Sunyi Pelestari Tradisi

MI
27/9/2015 00:00
Nyanyi Sunyi Pelestari Tradisi
(DOK DION MOMONGAN)
ADA yang tidak biasa dari penampilan Ivan Nestorman, musikus asal Flores, Nusa Tenggara Timur. Dengan mengenakan pakaian hitam berselendang khas Flores, Ivan dan kawan-kawan pemusik yang mengiringinya menyelipkan lagu Jawa Aja Usah Mlayu di helatan Solo City Jazz (SCJ), Jumat malam, pertengahan September lalu.

Biasanya, dalam setiap penampilannya, Ivan selalu membawakan lagu-lagu Flores. Hal itu sudah dia lakoni sejak 2000. "Saya bilang ke penonton ingin bawakan lagu Jawa, sebelumnya di Festival Kota Lama Semarang saya juga nyanyi lagu Jawa karena ingin dekat dengan penonton," tuturnya, Senin (21/9).

Pria yang awalnya jatuh cinta dengan Brazilian music, jazz, dan reggae itu mengaku ditantang teman-teman sesama musikus yang ditemui saat ia pergi ke Afrika dan Eropa untuk menampilkan ciri khas musik Indonesia. Akhirnya ia gali musik tradisional dengan idiom modern.

Menurut Ivan, selama ini orang kerap bicara tentang pelestarian musik tradisional. Namun, kata dia, hal itu tidak cukup tanpa dilengkapi dengan pengembangan. Ivan sendiri menyebut karyanya sebagai neotradisi. "Walaupun memainkan musik tradisi, tetap dimasukkan unsur kebaruan dan musik modern. Penting sekali sidik jari Indonesia di lagu-lagu yang saya buat dengan mempunyai nilai relevansi yang universal dan unsur lokal harus tetap kental," jelasnya.

Perpaduan idiom modern dengan musik tradisional juga dilakukan sekelompok musikus yang tergabung dalam grup Kunokini. Sejak awal terbentuk pada 2003, mereka konsisten memadukan unsur musik tradisional dan musik modern. Hentakan perkusif hip-hop, reggae, hingga padanan bersama brass section dan bas sebagai instrumen modern sengaja dibuat demi merambah kedekatan musik tradisional pada dunia anak muda masa kini.

"Merawat musik tradisi memang tugas berat. Saya saja belum bisa mengeksplorasi kesenian Bali sepenuhnya," kata I Wayan Balawan, gitaris yang juga konsisten mengangkat musik tradisi, di sela-sela diskusi bertajuk World Music-Musik Tradisi Nusantara: Merawat, Mengembangkan, Mengilhami, yang digelar Dewan Kesenian Jakarta di teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta, awal September lalu.

Ivan mengandaikan musikus tradisional seperti orang yang sudah memilih jalan sunyi, ketika berteriak pun tetap tidak terdengar. "Menjadi barang antik!" tegasnya.

Di tengah serbuan dan selera pasar yang dipagari budaya pop Barat seperti saat ini, yang dilakukan Ivan dan kawan-kawan jelas merupakan suatu hal yang positif. Musik tradisional sebagai bagian dari warisan budaya nasional memang patut terus dijaga. Jangan sampai kekayaan budaya bangsa ini diklaim negara lain. Kalau bisa, musik tradisional, beserta instrumen yang melengkapinya, bisa diakui dunia seperti halnya batik dan angklung yang telah dijadikan World Heritage oleh UNESCO. (Fik/M-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya