Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Kemewahan Abad Ke-19

Siti Retno Wulandari
16/10/2016 00:30
Kemewahan Abad Ke-19
(MI/RAMDANI)

DALAM gaun merah-hitam itu gaya modern dan romantisme klasik berpadu dengan pas. Gaya modern hadir lewat potongan mulet dan siluet leher V hingga ke torso, sedangkan kesan klasik hadir lewat bahan brokat yang menutupi bagian dada dan bagian dalam rok.

Itulah salah satu busana dari koleksi terbaru Sebastian Red. Label yang dikomandoi pasangan suami istri Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese itu memang selalu menghadirkan siluet yang feminin, elegan, tetapi juga seksi.

Kali ini kesan feminin itu berbalut dengan tampilan kaum aristokrat tempo dulu. Selain lewat penggunaan bahan brokat, sentuhan aristokrat itu juga hadir lewat siluet rok lonceng, gaun bertingkat, ruffle, dan permainan kerah ala tuksedo pria.
Seusai peragaan yang berlangsung Selasa (11/10) di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Sebastian mengungkapkan inspirasi dari tema Aristokrat yang ia ambil berangkat dari film The Leopard (1963). Film tersebut meraih nominasi Academy Awards untuk kategori desain kostum. Film itu mengangkat kisah kehidupan aristokrat Italia.

"Kekayaan busana di abad 19 kami ambil idenya lalu dituangkan pada busana masa kini yang lebih nyaman dikenakan, tapi tetap menghadirkan kesan yang mewah. Adaptasi lain juga kami lakukan pada kerah yang diambil dari tuksedo pria pada zaman tersebut. Ada kesan playful namun tetap feminin," ujar pria yang akrab disapa Seba ini.

Pada kerah itu, Seba dan Cristina juga menyematkan dasi tali tipis yang memberikan kesan tangguh dan feminin. Selain itu koleksinya banyak menonjolkan keseksian yang elegan lewat penggunaan bahan transparan di pundak hingga halterneck yang mengekspos torso.

Beragam Warna

Paduan feminin dan maskulin lainnya hadir pada potongan jump suit dengan material lace di bagian atas. Potongan lain yang menggambarkan busana khas era silam itu juga tampil memikat pada gaun berwarna putih dengan selipan warna hitam. Bagian bahu dibuat menggelembung dan potongan ramping hingga pinggul.

Seba dan Christina mampu menghadirkan kesan klasik dengan pilihan warna hitam, putih, juga warna-warna batuan seperti biru cobalt dan merah gamet. Warna lembut seperti peach dan kuning pastel pun hadir memberikan ragam pilihan bagi pecinta fesyen di Tanah Air.

"Sebisa mungkin mengakomodasi kebutuhan klien dan perempuan masa kini, dengan variasi siluet, warna, juga material. Kami mencoba untuk menyatukan prinsip perempuan yang ingin tampil cantik dan mewah dengan kekayaan di masa lalu," tambah Seba yang juga tergabung dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dan Asian Couture Federation (AFC).

Pilihan material seperti lace, shantung, sifon, dan damask menjadi paduan untuk mendapatkan kesan klasik, mewah, dan sejalan dengan fesyen masa kini. Sebagai penutup, ada koleksi dari lini Sebastian Sposa yang menampilkan deretan busana pengantin yang mewah dan berkilau, dengan taburan mutiara dan aksen sulam. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya