PARA penggemar musik rock, terutama era hair band, bakal kembali bernostalgia dengan Bon Jovi. Band asal New Jersey, Amerika Serikat, itu kembali menyambangi penggemarnya di Jakarta pada 11 September nanti.
Ini merupakan kunjungan kedua band yang dimotori Jon Bon Jovi itu ke Indonesia setelah konser mereka di Ancol, 20 tahun silam. Sambutan fan yang sangat meriah kala itu menjadikan Kota Jakarta dipilih sebagai kota pertama rangkaian tur mereka di Asia kali ini. Setelah Jakarta, Bon Jovi akan tampil di Shanghai, Tiongkok (14 September), Beijing, Tiongkok (17 September), Kuala Lumpur, Malaysia (19 September), dan Singapura (20 September). Setelah itu, mereka akan melanjutkan tur ke Makau, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dan Tel Aviv, Israel.
Selama sepekan terakhir, pihak penyelenggara tengah melakukan persiapan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, tempat yang akan menjadi altar Jon Bon Jovi dan kawan-kawan untuk menghipnotis penggemar setia mereka nanti.
Animo jelang konser pun cukup besar dengan gencarnya promosi di setiap sudut jalan Ibu Kota. Lewat rekaman video Agustus lalu, Bon Jovi pun mengucapkan Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia sebagai bentuk kedekatan mereka terhadap fan di Tanah Air.
Sejauh ini, Live Nation, selaku pihak promotor telah menyiapkan 40 ribu tiket. Sayangnya, antusias fan untuk menonton konser itu dimanfaatkan orang-orang yang tak bertanggung jawab dengan melakukan penipuan yang mengatasnamakan situs penjualan online. Lebih 20 orang melaporkan ke Polda Metro Jaya, Kamis lalu. Mereka mengaku merugi hingga lebih dari Rp100 juta.
Antusiasme ini menjadi salah satu indikasi masih banyaknya orang yang menanti kehadiran band yang banyak melahirkan tembang romantis ini. Namun, sayangnya, kali ini konser mereka tanpa adanya sosok gitaris yang menjadi ikon band ini, Richie Sambora. Perseteruannya dengan Jon membuatnya hengkang sejak dua tahun lalu. "Tidak ada yang tidak mungkin. Biar bagaimanapun kami pernah bersama, tapi jangan tanyakan soal reuni itu dalam waktu dekat," ujar Richie tentang kemungkinan dirinya kembali bergabung seperti dikutip ultimateclassicrock.com, pertengahan Agustus lalu.
Perpecahan internal Bon Jovi memang sangat disayangkan, terlebih selama puluhan tahun mereka kompak dengan formasi Jon Bon Jovi (vokal), Richie Sambora (gitar), David Bryan (keyboard), Tico Torres (drum). Alec John Such, sang pencabik bas, dipecat pada 1994 karena kualitas permainannya yang menurun. Posisi Alec digantikan Hugh McDonald. Walau masih bertahan hingga kini, Hugh masih berstatus additional player. Sementara itu, posisi Richie digantikan Phil 'X' (Xenidisis) sejak 2013 lalu. Gitaris Kanada yang pernah memperkuat grup rock, Triumph, ini bukanlah orang baru buat Jon. Dia pernah bekerja sama dengan Aldo Nova, gitaris yang juga berasal dari Kanada dan pernah merekam albumnya di bawah label rekaman milik Jon, Jambco Records.
Peran Jon Banyak kalangan menilai konsistensi Bon Jovi sebagai band tidak lepas dari kendali Jon yang mendominasi dalam band ini. Sosoknya memegang peran penting dalam mengendalikan citra sebagai sebuah band yang disukai berbagai kalangan lewat lagu-lagu romantis macam Always, Bed of Roses dan I'll be There for You.
Tembang-tembang semacam inilah yang membuat band itu dari segi penjualan album menempati urutan kesembilan di dunia. Managing Director Universal Music Indonesia, Wisnu Surjono, mengatakan Indonesia berkontribusi langsung terhadap penjualan album Bon Jovi terutama Sleepery when Wet (1986) sampai These Days (1995), "Semuanya jadi hit di Indonesia. 12 album studio, 2 album live, dan 5 album kompilasi. Paling besar penjualannya album kompilasi. Untuk seluruh album total di atas 2 jutaan kopi. Paling laku album Cross Road (1994)," timpal Wisnu.(M-6)