Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Pemerintah Swiss mengembalikan jenazah (mumi) yang telah berusia berabad-abad ke Bolivia. Mereka mengakui mumi tersebut diperoleh tanpa persetujuan dari pemiliknya.
Ketiga mumi tersebut secara resmi diserahkan kepada Menteri Kebudayaan dan Dekolonisasi Bolivia Sabina Orellana Cruz dalam sebuah upacara di Museum Etnografi Jenewa (MEG), pada Senin (20/11)
“Apa yang kami cari di sini, selain restitusi, adalah reparasi etis,” kata direktur museum Carine Ayele Durand kepada para hadirin.
Upacara tersebut dilakukan di tengah meningkatnya gerakan institusi-institusi Barat yang mengembalikan artefak-artefak yang dijarah atau diperoleh pada berabad-abad yang lalu di era kolonial.
Dalam posisi berjongkok, tiga jenazah mumi – dua orang dewasa dan satu anak – dan kain kafan mereka yang terbuat dari jalinan serat tumbuhan, telah ditempatkan dengan hati-hati di dalam peti kayu yang diberi stempel diplomatik.
Mumi-mumi tersebut tidak dipajang pada upacara penyerahan tersebut, karena alasan "etika", kata MEG. “Hari ini, kami bersatu kembali dengan asal usul kami,” kata Cruz kepada AFP setelah upacara.
“Restitusi identik dengan dekolonisasi,” katanya, seraya memuji negara-negara Eropa yang kini berupaya mengembalikan benda-benda rampasan, termasuk mumi atau jenazah manusia.
MEG mengatakan telah memberi tahu Bolivia tentang keberadaan ketiga mumi tersebut dan menetapkan protokol restitusi sebagai bagian dari strategi berkelanjutan untuk "mendekolonisasi koleksi".
Berbeda dengan mereka yang mengatakan bahwa artefak yang sudah ada di museum harus tetap disimpan di sana, MEG mengatakan pihaknya bermaksud memfasilitasi pengembalian seluruh sisa-sisa manusia, relik pemakaman, dan benda-benda suci.
Dan tahun lalu, mereka memutuskan tidak akan lagi memamerkan sisa-sisa manusia tanpa izin jelas dari negara atau komunitas terkait.
Durand mengecam bahwa sering kali, sisa-sisa manusia yang disimpan di museum secara hukum dianggap sebagai “objek", bahkan ketika komunitas yang peduli menuntut agar mereka "dimanusiakan kembali".
Proses seperti itu, menurut MEG, memerlukan studi biografi terhadap jenazah manusia, menelusuri kembali garis keturunan mereka, namun juga kesempatan untuk menguburkan mereka di komunitas asalnya.
Namun pihak museum sejauh ini baru menerima tiga permintaan restitusi, dan upacara hari Senin tersebut menandai kedua kalinya museum tersebut mengembalikan jenazah, menyusul pengembalian serupa yang dilakukan suku Maori di Selandia Baru pada tahun 2014. (AFP/M-3)
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
PRESIDEN Prabowo Subianto membeberkan kolonialisme Belanda telah merampas sekitar USD 31 triliun selama menjajah Indonesia.
Pendudukan Israel atas wilayah Palestina merupakan satu-satunya bentuk kolonialisme yang terjadi saat ini. Baginya, itu dijustifikasi dari sudut pandang hukum maupun pertimbangan HAM
Pada tahun 1510 para penakluk dari Spanyol mendirikan Santa Maria la Antigua del Darien, kota pertama yang mereka bangun di benua Amerika.
PEMERINTAH Belanda menyatakan akan mengembalikan ratusan objek sejarah yang telah dicuri, dirampok, atau dipindahtangankan secara tidak sah lainnya selama masa kolonial.
SEJARAWAN Bonnie Triyana mengungkapkan masih terdapat perilaku kolonial yang melekat di tengah kehidupan masyarakat. Meskipun kolonialisme sudah berakhir seiring
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved