Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
Lebih dari setengah abad silam, film Star Trek telah memperkenalkan teknik seperti hologram. Berkat teknologi itu, salah satu tokoh terkenal di kapal luar angkasa Starship Enterprise yang menjadi latar film itu, Kapten James T. Kirk (diperankan William Shatner), dapat menembus ruang-waktu dan muncul di mana saja.
Selasa (2/8) lalu, sang aktor betul-betul merasakan teknologi yang dulu sebatas khayal tersebut ketika menjadi pembicara tamu di sebuah konferensi periklanan di Sydney, Australia. Di acara itu, ia ‘hadir ‘dalam sebuah kotak seperti figur aslinya di film, meskipun dia berada di sebuah studio di California.
"Anda berada 7.000 mil jauhnya dan saya di sini di Los Angeles," katanya kepada hadirin. "Dan Anda bisa mendengar setiap kata yang saya ucapkan. Sepertinya saya ada di sana; saya ada di bilik telepon," ujar Shatner.
Teknologi tersebut diproduksi oleh Proto yang berbasis di Los Angeles dan menampilkan gambar 2D definisi tinggi yang menggunakan bayangan untuk menciptakan ilusi volumetrik tiga dimensi.
Ditambah dengan tampilan seukuran manusia -- layar mengambil sebagian besar perangkat berukuran 2,2 meter (8 kaki), yang hasilnya cukup realistis.
Tapi, acara itu bukan tanpa masalah. Demonstrasi teknik hologram yang disaksikan AFP awalnya tersendat dan penonton dibiarkan menatap layar kosong sementara Shatner menerobos materialisasi gaya "Star Trek".
"Selalu ada masalah ketika ada teknologi baru," kata pria berusia 92 tahun itu mengangkat bahu ketika gambarnya muncul di dalam perangkat teknologi tersebut beberapa saat kemudian.
David Nussbaum, kepala eksekutif Proto Inc. mengatakan aktor veteran itu adalah pilihan tepat untuk memamerkan teknologinya.
"William Shatner mencap ide holoportasi pada imajinasi kita dengan penampilannya di 'Star Trek' dan sekarang dia dapat muncul di mana saja di Bumi, dalam kehidupan nyata," katanya.
Kepada AFP Shatner mengaku sangat menggemari kemunculan teknologi baru. Tetapi merujuk pada kasus pemogokan para aktor dan penulis yang terjadi di Hollywood baru-baru ini terkait bagaimana pelaku industri harus beradaptasi dengan teknologi, Shatner menegaskan "Kita tidak bisa melakukan apa yang kita lakukan tahun lalu atau enam bulan lalu.”
"Kecerdasan Buatan, teknologi 3D, streaming, semuanya adalah ide baru. Jadi protokol baru perlu dilakukan. Sesederhana itu," imbuhnya.
Pihak produsen film yang produksinya telah ditutup selama berminggu-minggu akibat aksi pemogokan, menolak tuntutan untuk membatasi penggunaan AI dalam pembuatan film dan penulisan naskah.
“Pihak studio melawannya karena mereka tidak mau membayar," kata Shatner. (AFP/M-3)
Agentic AI adalah sebuah pendekatan inovatif berbasis AI yang tidak hanya responsif, tetapi juga proaktif, adaptif, kolaboratif, dan otonom.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, membentuk tim AI baru untuk menciptakan superintelligence. Proyek ambisius ini menjadi bagian dari persaingan ketat di dunia kecerdasan.
DERETAN perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) asal Korea Selatan memamerkan inovasi terbaru mereka dalam acara ASEAN-KOREA Digital Business Partnership 2025.
Kecerdasan buatan (AI) semakin menjadi bagian penting dalam kehidupan profesional, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Karyawan dibekali pemahaman dan keterampilan dasar dalam memanfaatkan AI secara praktis dan bertanggung jawab.
Program ini juga mengedepankan penghematan waktu dan biaya, seperti yang disorot oleh McKinsey, yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghemat waktu dengan menerapkan Gen AI
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved