BINTANG tamu ke-2 dalam Kick Andy episode Aku Pernah Gila ialah Nurhamid Karnaatmaja. Pensiunan guru SD yang telah mengajar selama 33 tahun di Cianjur, Jawa Barat, itu juga merupakan penyintas gangguan mental. Ia saat ini aktif membantu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Kepedulian Nurhamid terhadap ODGJ sudah dimulai sebelum ia sendiri sakit. "Tahun 2009, ketika saya belum ke psikiater, saya selalu ada keinginan untuk akrab dengan mereka (ODGJ), saya akrab dan duduk bareng mereka dan saya bertanya nama dan alamatnya di mana. Kalau dia secara konsisten menjawabnya sama, saya antarkan dia ke rumahnya," tutur Nurhamid.
Sembari menolong ODGJ, Nurhamid sebenarnya merasakan keanehan sendiri pada dirinya. Ia kerap merasa ada orang yang ingin menjahatinya. "Dokter menyebutnya saya skizoafektif (perpaduan antara skizofrenia dan bipolar). Mood saya pada 1 menit bisa gonta ganti. Saya sadarnya (gangguan jiwa) saat saya mendampingi orang yang mengalami skizofrenia, kami dampingi ke klinik jiwa. Akhirnya saya sering dialog, (saya sadar) akhirnya ini banyak kena ke diri saya. Saya baru tahu di 2011-2012 kira-kira," kenang Nurhamid.
Skizoafektif merupakan penyakit mental ketika seseorang mengalami gabungan gejala skizofrenia seperti halusinasi atau delusi, juga gejala gangguan suasana hati, seperti depresi atau mania. Setelah berhasil sembuh, Nurhamid semakin kuat bertekad menolong ODGJ lainnya.
Bersama beberapa rekan, ia menjalankan beberapa program, yakni menerima pengidap skizofrenia yang dititipkan keluarga, menolong ODGJ yang mengalami pemasungan, dan menolong ODGJ yang ditemui di jalanan.
Para ODGJ itu dirawat di Yayasan Rumah Ceria Depok. Hingga saat ini, Nurhamid sudah mendampingi sekitar 4.000 ODGJ dan membebaskan sekitar 450 orang dari pemasungan.
"Asumsi yang muncul di masyarakat kita, 80% orang degan skizofrenia itu adalah permasalahan kurang iman, mistik, guna-guna, kemasukan roh jahat. Padahal, ini murni penyakit pada organ otak," tegasnya.
Menurut dr Jiemi Ardian SpKJ yang menjadi co-host, pemasungan ODGJ sebenarnya melanggar hak asasi manusia. Sebab itu, dibutuhkan penyebaran pemahaman ke masyarakat untuk menghentikan pemasungan.
"Masalah pemasungan ini tidak semata-mata gangguan kejiwaannya. Ini adalah permasalahan sosial yang harus ada political will juga untuk memperbaiki kondisi ini," ungkapnya.
Ia juga menekankan untuk mengedepankan kasih sayang dalam menolong ODGJ. "Kita perlu memberikan empati dan welas asih hingga mengenali yang mereka butuhkan," pungkasnya. (Nas/M-1)