Minggu 26 Februari 2023, 05:10 WIB

Yovania Asyifa Jami: Mantan Pasien RSJ yang Tembus UI

Nike Amelia Sari | Weekend
Yovania Asyifa Jami: Mantan Pasien RSJ yang Tembus UI

MI/SUMARYANTO BRONTO
Yovania Asyifa Jami

 

YOVANIA Asyifa Jami sempat viral beberapa tahun lalu saat tampil di channel Youtube presenter Irfan Hakim. Tayangan itu mengungkapkan perjuangan Yova sembuh dari penyakit jiwa dan berhasil masuk Universitas Indonesia (UI).

Dalam tayangan Kick Andy malam ini di Metro TV, Yova kembali menuturkan perjuangannya itu, termasuk stigma-stigma yang dialaminya. Ia bertutur kepada Andy F Noya yang didampingi dr Jiemi Ardian SpKJ sebagai co-host.

Yova mengungkapkan guncangan mental dialaminya saat kecil karena perpisahan kedua orangtua. Saat itu ia merasa sangat kehilangan sosok ayah.

"Yang saya rasakan saat itu kecewa, rindu dengan ayah, tapi saya yang masih kecil itu belum tahu apa yang saya rasakan dan enggak ada yang bisa menjelaskan kepada saya secara detail (tentang perceraian). Mereka malah bilangnya Papa lagi kerja dan lagi di luar kota,” tutur perempuan yang kini berusia 21 tahun itu.

Yova kemudian merasa mentalnya kembali terguncang karena perundungan yang dialami di SMP. Akibatnya, meski sebenarnya berpretasi, ia mulai mengalami kecemasan berlebih. Saat duduk di bangku SMA, ia mulai mengalami halusinasi mendengar suara-suara yang sesungguhnya tidak ada.

Gangguan mentalnya kian berat hingga memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi. Sebelum mendapat diagnosis secara medis, keluarga Yova menganggap ia kerasukan jin dan membuatnya menjalani rukiah (ruqyah).

Meski tidak membuahkan hasil, Yova terus menjalani metode itu, bahkan menjalani rukiah inap. Barulah pada Februari 2018, keluarga akhirnya menjemputnya dari tempat rukiah dan membawanya ke rumah sakit jiwa.

Yova dirawat di rumah sakit jiwa (RSJ) selama 21 hari. Perkembangan mentalnya pun fluktuatif. Namun, masa penyembuhan selama tiga bulan benar-benar membawa perubahan positif.

Ia juga melihat perawatan di RSJ tidak buruk seperti yang kerap digambarkan. "Stigma RSJ kita diiket dikurung itu enggak ada sama sekali. Ada perlakuan khusus kalau di RSJ, (yaitu) kita harus produktif, misalnya kita bangun pagi harus sarapan bareng-bareng sama pasien lainnya, lalu senam olahraga, program rehabilitasi kayak menyanyi, melukis, berkebun, apa pun yang meningkatkan kompetensi kita. Ada juga sesi konsultasi," kenangnya.

Ia kemudian dapat kembali bersekolah dan bahkan lulus diterima di UI. Yova yang masih tetap mengonsumsi obat hingga kini memilih terbuka sebagai penyintas orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Yova juga membagikan kisah hidupnya melaui Tiktok.

Hal itu ia lakukan untuk mematahkan stigma ODGJ. "Di video itu aku bilang, 'Hei, buat kalian yang masih suka nge-jokes tentang orang gila, lihat, nih, ada mantan RSJ yang berhasil masuk UI'. Dari situ aku mulai viral dan mantapkan (akun) aku untuk terus menyebarkan awareness tentang kesehatan mental," ujarnya.

Awal 2021, ia membentuk sebuah platform untuk merangkul masyarakat peduli pada kesehatan mental dan mematahkan stigma terhadap pengidap kesehatan mental. Platform itu bernama Pasti.Id, yang merupakan kepanjangan dari Patahkan Stigma Kesehatan Mental untuk Indonesia.

Melalui Pasti.Id itu ia menyajikan konten-konten tentang kesehatan mental dan siapa pun dapat bercerita dalam platform tersebut untuk mendapatkan dukungan dan pertolongan para ahli.

Dengan berkaca pada kisah Yova, dokter Jimmy mengungkapkan gangguan mental yang dicetus kejadian traumatik sesungguhnya banyak terjadi. Ia mengutip sejumlah penelitian yang menyebutkan sekitar seperempat dari populasi orang di dunia mengalami gejala pascatrauma.

Dalam kondisi tersebut sangat penting adanya kepedulian dan pertolongan dari orang sekitar. Sayangnya, orang kerap tidak menyadari adanya gejala gangguan kesehatan mental dan justru menghakimi orang yang mengalami dengan penilaian buruk atau justru meremehkan.

Misalnya, pada anak muda atau remaja yang mengalami bipolar justru kerap dianggap sekadar mencari perhatian. Pada gejala yang lebih buruk juga kerap malah dikaitkan dengan hal mistis.

Sebab itulah, kesadaran akan kesehatan mental sangat penting agar masyarakat bisa mengenali sedini mungkin dan mencari pengobatan yang tepat. (M-1)

Baca Juga

IG @kadekarini

Kadek Arini Bagikan Tip Mudik Nyaman dengan Anak

👤Devi Harahap 🕔Jumat 24 Maret 2023, 15:05 WIB
4 tip mudik yakni sesuaikan waktu dengan jam tidur anak, siapkan mainan dan makanan, pilih tempat duduk sesuai dan lokasi hotel yang...
AFP/Jung Yeon-je

Tiga Lagu Baru Jimin BTS Ini Tidak Layak Disiarkan Menurut KBS

👤Joan Imanuella 🕔Jumat 24 Maret 2023, 13:00 WIB
KBS menilai tiga lagu baru  Jimin BTS yang berjudul Face-off, Like Crazy, dan Alone tidak layak untuk...
MI/Dede

Iftar Meriah di Hotel Salak

👤Dede Susianti 🕔Jumat 24 Maret 2023, 12:30 WIB
Hotel Salak The Heritage, Bogor, menyuguhkan buffet ragam kuliner Timur Tengah selama Ramadan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya