Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Rumah Pendidikan Berbayar Sampah

(Nas/M-1)
08/1/2023 05:15
Rumah Pendidikan Berbayar Sampah
WAHYUDI juga merupakan sosok pahlawan lokal literasi. Pada 23 Juli 2015, ia mendirikan Rumah Baca sang Petualang di Wonogiri, Jawa Tengah.(MI/SUMARYANTO BRONTO)

WAHYUDI juga merupakan sosok pahlawan lokal literasi. Pada 23 Juli 2015, ia mendirikan Rumah Baca sang Petualang di Wonogiri, Jawa Tengah. 

Kini, rumah baca itu telah memiliki koleksi buku 7.000-an yang dibagi di beberapa tempat di duamasjid, empat pos ronda, dan di kantor PKK. Setiap satu hingga tiga bulan, buku-buku tersebut diganti agar anak-anak memiliki akses yang sama untuk membaca buku. Uniknya, ia mengumpulkan buku-buku pada awalnya dengan menonton acara Kick Andy secara langsung di studio Metro TV.

"Saya menonton Kick Andy 2014-2015, hampir tiap minggu saya daftar menonton Kick Andy hanya gara-gara mau dapat buku. Saya mengajak orang biasanya 10 orang untuk dapat 10 buku," ungkapnya, saat hadir sebagai bintang tamu Kick Andy bertajuk Berjuta Buku untuk Indonesia yang tayang malam ini.

Teman-teman yang diajaknya menonton mengganti buku yang mereka dapatkan di acara Kick Andydengan membeli buku bekas untuk diserahkan ke Wahyudi. Dari situ Wahyudi mengumpulkan sekitar 100 buku.

Untuk menambah koleksi buku di Rumah Baca sang Petualang dan mengadakan beragam kegiatan, Yudi menyisihkan uang dari hasil usahanya dan dari hadiah penghargaan yang diraihnya. 

Wahyudi merupakan peraih penampil terbaik kinerja pendidikan, taman baca aktif dan  kreatif dalam rangka memperingati Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) 2022 dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri dan peraih hibah motor perpustakaan keliling Perpusnas RIpada 2018 dari Perpusnas (Perpustakaan Nasional) RI.

Pada Hari Pendidikan Basional 2017, dirinya mempunyai kesempatan untuk diundang di Istana bersama 39 pegiat literasi di seluruh Indonesia. Menurutnya, saat ini jumlah taman baca masyarakat di Wonogiri masih perlu ditingkatkan. Sebanyak 42 taman baca tidak cukup memfasilitasi masyarakat Wonogiri yang berjumlah lebih dari 1 juta penduduk. Pemerintah desa, pemerintah daerah, dan masyarakat Wonogiri perlu bersinergi menambah tempat-tempat baca sehingga jumlah taman baca masyarakat bisa bertambah dan bisa digunakan dengan baik. Manfaatnya pun bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Di Rumah Baca sang Petualang, Wahyudi juga membuka kelas komputer berbayar sampah. Kelas yang dibuka sejak 2020 itu berlangsung setiap Jumat dengan fasilitas seadanya. 

Peserta bisa membawa bayaran berupa botol bekas, buku bekas, kardus, dan lain-lain. Tak ada patokan khusus terkait jumlah sampah karena tujuan Wahyudi sesungguhnya ialah membentuk kesadaran anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar. 

Sampah yang dibawa peserta didaur ulang menjadi barang-barang yang mempunyai nilai guna. Misalnya, paving block dari sampah plastik, tas keranjang dari plastik saset, atau pot tanaman dari botol bekas.

Meski materi yang diajarkan masih tahap dasar, nyatanya banyak dari mereka terbantu dengan kelas komputer tersebut. Untuk pemateri dan pengajar, Wahyudi menggandeng mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Prestasi (Imapres) Wonogiri. 

Komputer atau laptop yang digunakan sebagai pengajaran pun disediakan para Imapres. Ada pula enam laptop yang merupakan hibah dari Smartfren. 

Wahyudi dan rekan-rekannya di Rumah Baca sang Petualang berharap bisa membentuk sebuah yayasan agar rumah bacanya semakin berkembang sehingga lebih banyak memberikan manfaat bagi banyak orang. (Nas/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya