Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Firman Tendry Masingeni : Ayah Pengemban Dua Peran

NIKE AMELIA SARI
06/11/2022 05:10
Firman Tendry Masingeni : Ayah Pengemban Dua Peran
Firman Tendry Masingeni(MI/SUMARYANTO BRONTO)

TERDAPAT anggapan di masyarakat jika pria umumnya akan cepat kembali berumah tangga setelah bercerai. Selain itu, perhatian mereka terhadap anak kerap tidak lagi maksimal.

Namun, semua itu tidak terjadi pada Firman Tendry Masingeni. Bercerai pada 2014, Firman masih menduda hingga kini. Firman yang memenangi hak asuh anak semata wayangnya pun mampu membuktikan diri sebagai orangtua tunggal yang sangat berdedikasi.

Hadir sebagai narasumber Kick Andy episode Single Dad yang tayang malam ini di Metro TV, Firman mengungkapkan bercerai ketika sang putri, Gendis, baru menginjak usia dua tahun. Pria yang berprofesi sebagai advokat itu mengaku sebenarnya tidak ingin mengakhiri rumah tangga yang kala itu sudah berumur empat tahun, tetapi tidak dapat berbuat banyak ketika akhirnya digugat cerai.

"Tidak ada yang kepengin rumah tangganya hancur. Saya berpisah hidup. Ini potret dari egoisme orang dewasa saya anggap yang kita bertarung dengan apa yang kita masing-masing yakini, sementara ada buah cinta," katanya.

Meski awalnya kebingungan harus merawat Gendis sendirian, ia berusaha total, bahkan merelakan ajakan teman-temannya untuk kongko demi menemani sang putri. “Saya gendong, saya suapin. Benar-benar berperan sebagai seorang ibu, kalau malam saya gantiin pampers, bikin susu, kadang 45 menit kemudian dia lapar, bikin susu lagi. Meski saya ketika buat susu sambil nangis, kasihan anak ini harus besar dengan seorang ayah," kenangnya.

 

Titik balik

Dalam suasana kalut serta depresi tanpa pasangan, Firman mengungkapkan dirinya sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan si buah hati. "Saya mau minta maaf ke Gendis karena berupaya untuk bunuh diri dulu. Saya sedang berada di dalam mobil sama dia (Gendis) di tol, saya berpikir ya sudah usai saja hidup kami, saya enggak terlalu memikirkan masa depan dia, biarlah dosa kita saya yang tanggung," ungkapnya dengan berlinang air mata.

Firman mengaku memiliki teman-teman yang baik hati sehingga membantunya untuk bangkit dan percaya akan kemampuannya membesarkan Gendis. Seiring dengan waktu berjalan, ia akhirnya dapat menikmati setiap waktu menjadi ayah yang berperan ganda.

Selain dorongan teman-teman, Firman mengatakan keyakinannya bangkit setelah membaca artikel tentang Joseph Elliot Trudeau, Perdana Menteri Kanada periode 1968–1979 dan periode 1980-1984. Trudeau juga merupakan orangtua tunggal dari empat anak, termasuk sang sulung Justin Trudeau yang kini menjabat Perdana Menteri.

Firman sangat terkesan dengan kesungguhan Trudeau menjadi orangtua tunggal. “Suatu pagi saya membaca kisah seorang Perdana Menteri Kanada Joseph Elliot Trudeau. Ternyata kebesaran jiwa seorang ayah (duda) mampu mengantarkan anaknya juga jadi perdana menteri," jelasnya.

Di sisi lain, Firman bukannya tidak berusaha mencari pendamping baru. Namun, ia sangat mengutamakan kecocokan Gendis dengan calon ibu barunya. Pernah pula ada kejadian lucu, sang putri menolak dengan polosnya.

"Saya punya pengalaman dulu pernah ada yang suka sama saya. Biasanya si perempuannya mau kenalan sama anaknya, akhirnya ketemu. Anak itu polos, tiba-tiba saya kenalkan teman saya itu. Gendis dengan spontan bilang gini, ‘Ayah, tantenya jelek’,” kenang Firman sambil tertawa. Dalam acara Kick Andy yang tayang malam ini pukul 21.05 WIB, Gendis yang kini berusia 10 tahun juga tampil dan membuat sebuah persembahan bagi Firman.

Dalam episode ini pula hadir pendiri sekaligus Ketua Komunitas Single Parents Indonesia in Motion (Spinmotion) Sutan Mochamat Yasin yang menjadi co-host bagi Andy F Noya. Yasin menduda sejak 2014.

Ayah dua anak itu mendirikan Spinmotion untuk mendampingi para duda dan janda menghadapi berbagai permasalahan sebagai orangtua tunggal.

"Kata motion, ini bisa artinya sebuah gerakan, yang kedua bisa sebagai mosi, atau bentuk protes atau ungkapan kegelisahan para single parents. Nah, mosi ini kami ingin sampaikan pada masyarakat luas bahwa menjadi janda, menjadi duda itu adalah suatu keniscayaan untuk hampir semua orang yang menikah. Kegiatan kami ada yang berhubungan dengan psikologi, lalu pendampingan terkait dengan masalah bisnis, usaha,” tuturnya.

Pendampingan di masalah bisnis, dikatakan Yasin, dibuat karena lebih dari 40% anggota Spinmotion bekerja di sektor informal seperti UMKM. Selain itu, mereka memberikan pendampingan masalah hukum.

Dari banyak kasus, Yasin melihat para duda dan janda yang menjadi orangtua tunggal sangat memerlukan pendampingan karena gangguan psikologis sudah sangat rentan timbul dalam fase pertama pascaperceraian. Sebab itu pula tidak sedikit dari mereka yang memiliki kecenderungan bunuh diri.

Dengan pendampingan, tidak hanya akan membantu menghindari keinginan bunuh diri, tetapi pula dapat membuat para duda dan janda bangkit. Dari situ pula mereka akan dapat menjalankan peran orangtua yang memang sangat dibutuhkan anak-anak mereka.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya