Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

RESTIAWATI : Berdaya Lewat Usaha Kopi

(*/M-1)
23/10/2022 05:20
RESTIAWATI  : Berdaya Lewat Usaha Kopi
RESTIAWATI(MI/SUMARYANTO BRONTO)

RESTIAWATI ialah juga gambaran sosok orang yang mampu mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Penyandang tunanetra asal Tasikmalaya, Jawa Barat, ini merupakan peraih medali perak pada Pekan Paralimpik Nasional, tahun 2012 cabang olahraga tenis meja tunanetra. Selain itu, juga rekor MURI kategori salah satu penari Saman tunanetra pertama di dunia dari sanggar pelita Monas Jakarta.

Menjadi bintang tamu Kick Andy, Resti mengungkapkan jika terlahir normal. Kondisinya berubah di usia delapan tahun kala jatuh sakit. “Terus dibawa ke dokter, di situ ada kesalahan pemberian obat.

Aku alergi dengan satu jenis antibiotik, tapi dokter tidak melakukan pengetesan alergi terlebih dahulu. Akhirnya ya udah gak bisa melihat,” katanya, yang hadir dalam Kick Andy bertajuk Kekuranganku, Kelebihanku yang tayang hari ini. “Yang alergi dengan obat tertentu itu kemudian kena efeknya disebut Steven Johnson Syndrome,”
lanjut Resti yang saat itu masih tinggal di Tasikmalaya.

Sindrom yang diderita Resti membuatnya mendapat seperti luka bakar di seluruh tubuh dan koma selama dua minggu. Dari cerita ibunya, selama koma, mata Resti lengket tidak bisa dibuka.

Menjadi tunanetra saat kelas dua SD, menjadi salah satu ingatan yang tidak terlupakan bagi Resti. Mesti keadaan Resti saat itu tidak bisa melihat, keluarganya masih memperjuangkan pengobatan untuknya. Setelah lima tahun berjuang, Resti pun akhirnya divonis tidak dapat diobati.

Tak jarang ibu Resti membujuknya untuk pergi ke sekolah, tetapi Resti tidak tahu bagaimana harus sekolah tanpa bisa melihat. Ia lalu melanjutkan sekolah di sekolah luar biasa (SLB).

Resti tinggal di asrama sekolah di daerah Ciamis saat SMP dan Bandung saat SMA. Hal ini dilakukan agar anak pertama dari empat bersaudara ini dapat beradaptasi sebagai tunanetra karena lingkungan rumahnya di Tasikmalaya tidak memahami bagaimana tunanetra harus beradaptasi.

Tamat SMA, setelah sempat terjeda karena sakit, Resti berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Tahun 2011 ia menamatkan gelar sarjana dan bisa mendapatkan pekerjaan sebagai telemarketing di sebuah bank swasta nasional.

Setelah lima tahun, ia berganti haluan menjadi guru TK selama satu tahun. Resti menikah dengan Rahmat Sopian atau biasa dipanggil Raian pada tahun 2018, yang juga seorang tunanetra.


Belajar kopi


Akhir tahun 2020, pasangan ini mengikuti pelatihan gratis meracik kopi tersebut selama tiga bulan. Dalam pelatihan itu, selain diajarkan meracik kopi, mereka diajarkan bagaimana mengenal jenis kopi, mengenal aroma kopi, hingga daerah asal kopi-kopi tersebut.

“Hambatannya pasti ada, apalagi pas awal-awal pas menyeduh kopi. Yang namanya barista itu ketika menuang air ke dalam bubuk kopi itu agar tidak perlu diaduk pakai sendok itu diputer. Nah, pas awal-awal yang disiram itu meja,” ujarnya sambil tertawa.

Seiring berjalannya waktu, Resti semakin mahir meracik kopi. Setelah mendapatkan rasa yang cocok di pasaran, ia membuat usaha kopi botolan, bernama Kopi Netra.
Ia dipinjamkan alat peracik kopi dan mendapat bantuan modal dari komunitas kopi tunanetra. Pada Februari 2021, Resti resmi membuka Kopi Netra, sedangkan sang
suami mulai berjualan kerupuk.

Jika sebelumnya ia hanya menjual kopi botolan, kali itu ia menjual kopi racikan yang langsung dibuat di depan teras rumah kontrakannya di daerah Lubang Buaya, belakang Taman Mini, Jakarta Timur.

Kopi yang disediakan ialah kopi nusantara, Resti menyebutkan ada kopi gayo, kopi bajawa fl ores, kopi dampit malang, kopi lampung, dan lain sebagainya. Kopi-kopi tersebut dikirim langsung dari daerah masing-masing. (*/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya