Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Shandra Woworuntu : Berjuang agar Kisah tidak Terulang

(*/M-1)
16/10/2022 05:20
 Shandra Woworuntu : Berjuang agar Kisah tidak Terulang
Shandra Woworuntu(Dok. Pribadi)

JARINGAN perdagangan orang nyatanya juga mampu menipu orang berpendidikan tinggi dan telah berpengalaman di sektor formal. Shandra Woworuntu menjadi buktinya.

Sebelum krisis moneter (krismon) melanda Indonesia pada 1998, Shandra merupakan analis keuangan dan perdagangan di sebuah bank internasional. Setelah rupiah jatuh, ia kehilangan pekerjaan. Menjadi orangtua tunggal dari anak berusia empat tahun,

Shandra senang ketika mendapati lowongan pekerjaan di bidang industri perhotelan di Amerika Serikat (AS) pada 2001. Ia juga merasa yakin akan validitas pekerjaan itu karena telah mencocokkan informasi yang ada di sejumlah surat kabar.

Berbekal itu, ia melamar dan mantap terbang ke AS. Ia menitipkan pengasuh an anak perempuannya kepada ibu dan kakaknya. Setelah mendarat di New York,
nyatanya Shandra bersama dua perempuan Indonesia lainnya, yang masingmasing berusia 15 tahun dan 17 tahun, dibawa ke Chicago. Selama perjalanan darat ribuan kilometer itu, mereka beberapa kali berpindah mobil. Shandra yang kala itu berusia 24 tahun diganti nama menjadi Candy dan diambil seluruh dokumennya.

“Sekitar jam 9 malam, ada bapak yang bilang gini, ‘kamu ke tempat saya’. Jadi, saya dibawa ke rumah dia, ditempatkan ke loteng bersama dua kawan dari Indonesia.
Lalu laki-laki ini mengambil senjata langsung ditujukan ke kepala saya,” kenang Shandra yang terhubung secara daring dari New York dalam Kick Andy episode Jangan Terulang!, yang tayang pada malam ini di Metro TV. Sambil menodongkan senjata, sang pria menyuruh mereka membuka baju.

Sejak saat itu hingga berbulan-bulan kemudian, Shandra dipaksa menjadi pekerja seks dan dipindah-pindahkan ke berbagai rumah bordil, apartemen, hotel, hingga kasino. Ia juga mendapat siksaan dan dicekoki obat-obatan. Ia beberapa kali mencoba kabur, tetapi selalu tertangkap. Meski sangat tersiksa, ia masih berusaha bertahan dan membuat catatan tentang segala yang dilaluinya, termasuk keterangan tempat yang ia datangi dan orang-orang yang harus ia layani.

Shandra sebenarnya berhasil ke konsulat RI dan tiga kali ke kantor polisi. Namun, ironisnya, tidak ada yang membantunya. “Saya ke konsulat minta bantuan dan menyampaikan kalau saya tidak punya paspor, mereka tidak bisa bantu. Hanya bisa membantu pembuatan paspor jika saya punya dokumendokumen asli dari Indonesia,” jelasnya.

Bantuan baru didapatkan setelah sua tu hari ia bertemu seorang pria yang bisa menghubungkannya dengan FBI. Catatan yang dibuat Shandra nyatanya bisa menjadi bukti untuk penyelidikan dan investigasi FBI. Orang-orang yang terlibat kemudian bisa ditangkap.

FBI pula yang menghubungkan Shandra dengan Safe Horizon, sebuah organisasi di New York yang membantu korban-korban kejahatan dan pelecehan, termasuk korban perdagangan manusia.

Meski begitu, ancaman dari sindikat perdagangan orang nyatanya menyasar keluarga Shandra di Indonesia hingga mereka harus bersembunyi. Shandra sendiri memutuskan tetap tinggal di AS demi keselamatan. 

Shandra yang pada 2015 menjadi penasihat Presiden AS Barack Obama itu telah mantap mendedikasikan hidupnya untuk membantu korban perdagangan manusia. Ia memulai dengan membuat sebuah organisasi atau yayasan Mentari di Indonesia yang membantu korban traffi cking berbaur dalam masyarakat dan menghubungkan
mereka ke pasar kerja. (*/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya