Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

ROCHTRIYATI : Dari Korban Menjadi Penolong

NIKE AMELIA SARI
16/10/2022 05:10
ROCHTRIYATI : Dari Korban Menjadi Penolong
ROCHTRIYATI(MI/SUMARYANTO BRONTO)

KASUS perdagangan manusia semakin meningkat setiap tahunnya. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat kasus perdagangan
orang pada 2019 sebanyak 213 kasus, kemudian naik menjadi 400 kasus pada 2020, dan sebanyak 678 kasus pada tahun lalu.

Kick Andy episode Jangan Terulang! yang tayang malam ini di Metro TV membahas seputar tenaga kerja perempuan Indonesia yang terjebak dalam sindikat perdagangan manusia. Salah satu bintang tamu yang hadir ialah seorang penyintas perdagangan manusia yang bernama Rochtriyati atau akrab disapa Memey.

Anak dari buruh tani dan buruh serabutan di Temanggung, Jawa Tengah, itu hanya menyelesaikan pendidikan jenjang SD, kemudian bekerja untuk membantu
perekonomian keluarga. Ia bergantiganti pekerjaan, dari pengasuh anak salah seorang tantenya hingga menjadi asisten rumah tangga di indekos.

Di usia 16 tahun, ia mulai mengenal dunia pekerja migran. Pada 2001, ia bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Singapura. Selama dua tahun bekerja, ia
berganti majikan tiga kali dan pulang tanpa membawa apa-apa.

Saat pulang kampung, ia kemudian menikah pada 2004, tetapi perekonomian setelah berkeluarga tidak membaik. Ketika kemudian mendapat tawaran bekerja di Malaysia dari salah seorang calo di perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia, Memey segera menyambut.

Ia dijanjikan untuk bekerja sebagai penjaga toko atau pelayan restoran. Memey terbang ke Malaysia pada 2006. Ia mengaku tidak curiga meski sebenarnya mendapat perlakuan yang terbilang sangat istimewa bagi pekerja migran. Ia diajak berbelanja bajubaju modis, bahkan dibawa ke salon. Ia belum juga curiga meski kemudian dibawa
ke hotel. "Ternyata pas malamnya, setelah di hotel, baru saya tersadar yang mana saya harus melayani orang tersebut," tutur Memey.

Saat itu Memey tidak tahu harus berlaku apa, kecuali pasrah karena dokumen dan segala identitasnya berada di tangan sang pengantar. Esok harinya, Memey menjumpai beberapa temannya yang mendapat perlakuan sama seperti dirinya. Salah seorang di antara mereka disiksa dan diperkosa beramai-ramai oleh para pengawal karena melawan.

Meski menderita, Memey mengaku keinginannya bertahan hidup lebih besar karena teringat sang anak. Memey berusaha keluar dari jerat perdagangan manusia dengan meminta pertolongan pada pelanggan. Kebanyakan pelanggan tidak merespons permintaan tolongnya. Namun, akhirnya ada salah seorang yang tergerak dan akhirnya membantu dengan memberikan ponsel.

 Dengan ponsel itulah Memey dan teman-temannya menghubungi keluarga masing-masing. Salah satu keluarga mereka kemudian melapor ke polisi dan beberapa
hari kemudian mereka diselamatkan International Organization for Migration (IOM) dan dipulangkan ke Indonesia melalui salah satu pusat IOM yang berada di Pontianak.


Pejuang ODHA


Hasil pemeriksaan kesehatan kemudian menunjukkan Memey telah terjangkit HIV. Hasil tersebut sempat membuat ia terpuruk karena merasa sudah jatuh tertimpa
tangga. Namun, lagi-lagi berkat sang anak ia bisa menerima keadaan dan mulai bangkit.

Memey mengikuti pendampingan dari IOM di Salatiga dan mendapatkan pelatihan hingga pengembangan diri untuk ODHA (orang hengan HIV/AIDS). Setelah paham
seluk-beluk dunia HIV, pada 2008 Memey akhirnya membentuk kelompok sendiri di Temanggung yang diberi nama Smile Plus.

Smile Plus berfokus melakukan pendampingan untuk orang yang mengalami HIV/AIDS dan penyuluhan serta pencegahan penularan HIV ke masyarakat. Keberadaan
Smile Plus juga mempermudah akses obat bagi penderita HIV serta mengurangi stigma negatif terhadap masyarakat.

Ia menghidupi Smile Plus dengan uang dari bekerja di Yayasan Mitra Alam. Selain isu HIV, Memey membantu para pengguna narkoba suntik. Ia lakukan advokasi, meluruskan stigma, hingga membantu pengurusan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Pada 2009, Memey kembali menikah dengan seorang yang positif HIV yang juga mantan pengguna narkoba. Saat ini Smile Plus mendapatkan tempat di sebuah rumah
dinas koperasi yang sudah tidak terpakai tepat di belakang Gedung Sekretariat Partai Golkar, Temanggung.

Atas kiprahnya, pada 2012 Memey diundang menjadi pembicara dalam forum diskusi yang digelar Kedutaan Besar Indonesia untuk Indonesia. Dengan berbagai liku hidupnya, Memey mengaku segala kekuatan bisa muncul dengan tetap menjaga pikiran positif dan percaya akan pertolongan Tuhan. "Jangan takut ketika kita mengalami hal-hal tersulit bahkan ketika kita menjadi seorang dengan HIV positif. Kita yakinlah bahwa kebahagiaan sudah menanti ketika kita mau menolong diri sendiri
dengan menerima diri kemudian mencari pertolongan," pungkasnya.
(M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya