Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SALAH satu seni musik Indonesia yang sudah melanglang buana pamornya ialah dangdut. Dari Lampung ada penari yang ikut memopulerkan dangdut ke internasional. Dialah Ayu Permata Sari.
"Melihat dangdut kita enggak bisa melihat dari satu perspektif saja. Menurut saya, dangdut bukan hanya hiburan, melainkan juga dangdut memberikan suatu energi yang besar dari luar dan masuk sehingga memunculkan energi yang besar dari dalam," kata Ayu saat menjadi bintang tamu Kick Andy episode Seni Menyatukan Jiwa.
Sedari kecil, Ayu mengaku tidak bisa menahan bergoyang setiap musik dangdut dimainkan di acara-acara seperti pernikahan atau sunatan. Sang ibu yang merupakan guru agama pun memasukkan sang putri satu-satunya itu ke sanggar Cangget Budaya saat duduk di kelas 2 SD. Sempat terhenti karena sang ayah yang merupakan jawara silat tidak merestui berlatih di sanggar yang jauh dari rumah, bakat menari Ayu akhirnya bisa diasah lagi lewat ekstrakurikuler tari di sekolah.
"Ayahku memang disiplin banget, jadi sudah dibuatkan jadwal, jam segini sampe segini harus tidur siang atau belajar, dan lain-lain. Karena ada tambahan kegiatan baru dan seneng banget sama nari, aku jadi sering banget ke sanggar. Jadi, aku enggak ada jadwal untuk tidur siang, jadi jadwalnya kacau," kenangnya.
Sang ayah akhirnya benar-benar merestui kegemaran Ayu menari setelah melihatnya mengisi sebuah acara pernikahan. Penampilan luwes Ayu membuat sang ayah bangga. Dari hasil menari itu pula Ayu bisa mencukupi uang jajannya selama sekolah.
Selanjutnya, Ayu mendapatkan kesempatan untuk menjadi mahasiswa Jurusan Tari ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta angkatan 2010. Namun, masa perkuliahan ternyata tidak seindah bayangan karena ia tidak juga berhasil meraih kesempatan pentas.
Kemampuan tari Ayu baru terasah maksimal setelah berkenalan dengan kakak kelas yang juga berasal dari Lampung, Ari Ersandi. Dari dirinyalah Ayu belajar mengenai olah tubuh dan juga berkenalan dengan para senior yang sedang meniti gerbang menjadi koreografer muda dan mengajaknya berproses.
Riset dangdut
Salah satu koreografi tari karya Ayu yang terkenal ialah tari Tubuh Dang Tubuh Dut. Karya ini tercipta ketika ia menjadi pengajar di salah satu universitas yang ada di Cilacap, Jawa
Tengah. Selama perjalanan menggunakan bus dari Yogyakarta menuju Cilacap, ia terus diperdengarkan lagu dangdut. Tanpa disadari sajian musik bus itu membuatnya larut
menikmati.
Karya Tubuh Dang Tubuh Dut memadukan karya seni tari dengan musik dangdut. Karya ini diwujudkannya sebagai tubuh laki-laki ke tubuh perempuan untuk melihat dan mengoreksi bagaimana laki-laki menatap perempuan, dalam hal ini penonton (laki-laki) dan biduan (perempuan) dangdut. Bagi Ayu, hal yang menarik dari proses penciptaan karya ini ialah proses memahami, melihat, membaca, dan mengoreksi gerak tubuh yang hadir dalam pertunjukan dangdut, bagaimana dan mengapa gerak-gerak (goyangan) tersebut hadir.
Ia juga mendatangi klub-klub dangdut lokal demi riset terhadap tubuh, pengalaman, dan hidup para penggila pesta-pesta dangdut Indonesia. Hasilnya, Ayu melihat pesta dangdut tak sekadar hura-hura, ada wacana ketubuhan di sana.
Dalam risetnya, Ayu terkesan dengan kebebasan gerak para penonton dangdut di depan panggung. Karya tari Tubuh Dang Tubuh Dut telah ditampilkan di Indonesian Dance
Festival (IDF) 2018. Pada 16-19 Juni 2022, karya ini ditampilkannya di Tanz Kongress, festival tiga tahunan di Mainz, Jerman, yang berfokus di tari kontemporer dan teater.
Setelah bertahun-tahun tinggal di Yogyakarta, ia kini kembali ke Lampung dan membangun Ayu Permata Dance Project (APDP). Selain untuk mendukung kegiatannya, APDP dibangun Ayu untuk berbagi pengetahuan seni tari lewat karya, kelas ketubuhan, diskusi, dan workshop tari. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved