Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

The Apurva Kempinski Bali, Angkat Keindahan Ragam Budaya Kalimantan

Devi Harahap
06/9/2022 08:25
The Apurva Kempinski Bali, Angkat Keindahan Ragam Budaya Kalimantan
Program kampanye 'Unity in Diversity' yang digelar The Apurva Kempinski Bali(Dok. Apurva Kempinski Bali)

Kalimantan atau dikenal dengan Borneo merupakan pulau terbesar ketiga di dunia dan pulau terbesar kedua di Indonesia. Sebagai pulau yang banyak menyimpan keragaman budaya, kearifan lokal dan kekayaan sumber daya alam ini, menjadikan pulau Kalimantan berpotensi untuk dikenalkan pada dunia.

Pulau yang akan menjadi calon Ibu Kota Negara Baru ini juga memiliki keaneka ragaman hayati yang begitu berlimpah, atas latar belakang itu, The Apurva Kempinski Bali melanjutkan perayaannya tentang Indonesia dalam program kampanye 'Unity in Diversity' di tahun 2022 bertajuk 'Kalimantan: World of Many Facets', setelah sebelumnya mengangkat keindahan budaya dari Pulau Nusa Tengga dan Sumatra.

Dalam mengangkat tema keindahan Pulau kalimantan,  The Apurva Kempinski Bali berkolaborasi dengan salah seorang designer asal Kalimantan, Firdaus Franklin dengan mengangkat tema 'Mystery of Borneo by Firdaus Franklin'

"Kami dari Kempinski Bali akan terus melanjutkan dan memperbaharui kampanye Unite in Diversity untuk merayakan keanekaragaman dan kekayaan budaya dari berbagai pulau di Indonesia. Untuk kali ini kami akan mengangkat keindahan pulau Kalimantan," ujar Danti Yuliandari selaku Director of Marketing The Apurva Kempinski Bali, pada acara konfrensi pers daring campaign program 'Unity in Diversity' bertajuk 'Mystery of Borneo by Firdaus Franklin' pada Senin, (5/9).

Dianti menjelaskan, The Apurva Kempinski Bali kali ini melanjutkan perayaannya tentang Indonesia mengenai keanekaragaman budaya dari suku-suku di berbagai provinsi pulau Kalimantan seperti Dayak, dengan berkolaborasi bersama perancang busana asal Kalimantan, Firdaus Franklin'.

"Di The Apurva Kempinski Bali, kami berusaha untuk merayakan keragaman Indonesia. Tujuan kami bukan hanya memperkenalkan dari sisi permukaan saja, tapi lebih dalam lagi mengenai seluruh aspek kebudayaan mulai dari kearifan lokal hingga menyentuh arti filosofis, historis, dan local wisdom Kalimantan, semua ada di dalam unity in diversity, hal ini menjadi sangat penting dan krusial," jelas Danti.

Peragaan busana

Kerjasama ini terlihat dalam sebuah acara peragaan busana bertajuk 'Mystery of Borneo by Firdaus Franklin' dengan konsep 'fashion Theatrical' yang menampilkan detail keindahan dari berbagai koleksi busana khas Kalimantan karya Firdaus Franklin di pendopo The Apurva Kempinski Bali pada Sabtu (3/9) lalu.

"Kami menyebutnya fashion Theatrical, it's beyon fashion  karena bukan hanya menampilkan fashion tapi ada juga art dan tarian dari Kalimantan, ada banyak keberagaman yang kami coba gali dari budaya Kalimantan," ujar Danti.

Sebagai perancangan desain tanah air, Firdaus Franklin yang mempelajari fesyen secara autodidak ini mengatakan program "United in Diversity" ini membuka kesempatan dirinya untuk berkontribusi terhadap tanah kelahirannya dalam menciptakan kolaborasi budaya Indonesia dengan menciptakan busana-busana yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Kalimantan.

"Saya coba menyampaikan cerita pola yang berasal dari Kalimantan melalui warna-warna khas pulau tersebut, serta pesan tersembunyi yang terkandung dalam setiap desain, ada busana yang saya buat seperti ingin ke sawah, ke laut, ke pasar, dan sebagainya, tetap dalam balutan fashion," ungkap Firdaus.

"Saya ingin menyampaikan budaya, tradisi, serta misteri dari tempat saya lahir dan besar. Melalui panggung ini, saya berusaha untuk menampilkan busana dengan berbagai keunikan dari masyarakat Kalimantan," lanjutnya.

Berbagai jenis busana yang ditampilkan Firdaus terbuat dari berbagai jenis kain tekstil berbahan alami yang berasal dari endemik tumbuhan asli Kalimantan. Firdaus mengatakan mendapatkan inspirasi desain dari kehidupan masyarakat di pulau Kalimantan untuk membuat koleksinya.

"Ada banyak bahan-bahan alami yang bisa digunakan seperti kulit kayu hingga bunga-bunga seperti bunga kenanga. Kalimantan ini benua yang begitu luas, ada beberapa provinsi dengan beragam jenis kain tekstil dan pola desain, melalui 20 koleksi busana ini saya coba agar bisa harmoni, seimbang, dan mewakili semua keragaman yang ada di Kalimantan," katanya.

Menurut Firdaus, keunikan dari tradisional kain berbahan tekstil alami asal Kalimantan tidak hanya terletak pada polanya, namun juga proses pewarnaan hingga teknik penjahitan yang dilakukan secara tradisional melalui proses awal dalam proses pemotongan hingga menenun.

"Kain tradisional tidak semuanya bisa dipotong secara langsung karena ada aturannya. Sebaiknya tidurkan dulu sehari semalam atau beberapa malam sebelum dipotong agar bisa menghasilkan tekstur kain yang terbaik," ujarnya.

Firdaus juga mempercayai bahwa sebuah kain yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan merupakan bagian dari makhluk hidup yang juga harus dihargai dan diperlakukan dengan baik sebelum diubah menjadi sebuah produk busana.

"Di ritual saya, kain itu harus istirahat dan tidur dulu sebelum dipotong, karena kain itu berasal dari serat tumbuhan jadi percaya atau tidak percaya, ketika kain itu langsung dipotong tanpa diistirahatkan, kainnya akan mengalami stress, nanti hasil produk kain jadi tidak bagus, bahannya akan mudah menyusut," jelas Firdaus.

Menurutnya, masyarakat Indonesia telah dikarunia kekayaan budaya yang begitu beragam untuk terus dilestarikan dari generasi ke generasi berikutnya, sudah sepatutnya setiap masyarakat turut andil dalam pelestarian dalam berbagai bentuk aktivitas.

"Melalui program unity in diversity ini saya juga mengajak orang lain untuk coba kenali kembali budaya masing-masing, jangan sampai kita acuh lalu budaya kita nanti diklaim oleh negara lain, setelah diklaim baru kita repot memperjuangkan, ada baiknya kita lestarikan dan perdulikan mulai dari sekarang. Kita harus menjaga keberagaman ini bersama-sama," ungkap Firdaus.

Sementara itu Danti mengatakan, tidak hanya melalui panggung kolaborasi, The Apurva Kempinski Bali juga terus memperkenalkan budaya dan tradisi Indonesia sehingga selebrasi dan kampanye tersebut konsisten diimplementasikan dalam berbagai resort dan pelayanan hotel.

"Sebagai bentuk apresiasi Kempinski Bali atas warisan budaya Kalimantan serta karya seni Indonesia, Kempinski mencoba mentransformasi semua perayaan kebudayaan Kalimantan itu dalam hotel, kami mengajak setiap tamu merasakan pengalaman dengan berbagai balutan budaya," ujarnya.

The Apurva Kempinski Bali juga mengajak setiap tamu  merasakan pengalaman aneka ragam budaya Kalimantan mulai dari penerima tamu, penyambutan para tamu, hingga pelayanan setiap tempat makan eklektik resor dari The Kempinski Bali yang akan mengundang para tamu untuk menjelajahi keindahan busana tradisional dari pulau Kalimantan.

"Kami juga memperlihatkan berbagai busana tradisional Kalimantan yang telah disiapkan oleh perancang busana asal Kalimantan untuk lebih meningkatkan unsur tradisional Kalimantan di sekitar lobi ambasador The Apurva Kempinski Bali, dengan harapan semakin banyak orang yang dapat melihat keragaman budaya Kalimantan," ujarnya.

Lebih lanjut, Kempinski Bali juga memperkenalkan keragaman budaya Kalimantan melalui hidangan makanan yang terinspirasi dari kuliner tradisional pulau tersebut, kelas kerajinan tangan, dan permainan tradisional hingga cerita kearifan lokal daerah yang disampaikan di Jalak Family club, para pengunjung dapat lebih mengenal tradisi serta budaya dari Kalimantan.

"Selain itu tersedia kearifan holistik dari berbagai program aktivitas yang disajikan di Apurva Spa untuk para orang tua dan anak-anak dalam memperkenalkan keajaiban permainan tradisional Kalimantan," jelasnya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya