Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
RITA Suryaningsih Ambo Ala ialah perempuan berdarah Bugis yang lahir di Surabaya lalu besar di Bekasi. Ia sangat menggemari minuman tradisional Sulawesi Selatan, sarabba, yang sekilas mirip wedang jahe.
Namun, Rita kerap kerepotan untuk bisa menikmati sarabba sewaktu-waktu karena minuman itu hanya bisa ditemukan di malam hari dan biasanya dijual di tenda-tenda di dekat Sungai Cerekang, Makassar. Dari situlah ia terbesit memanfaatkan ilmu suaminya yang berlatar belakang pendidikan teknik pangan.
Keduanya sepakat mencetuskan sarabba instan dengan merek Sukma Jahe. Rita dan suaminya menggunakan jahe merah, jahe emprit, dan gula aren bubuk yang didapat dari Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bulukumba.
Seiring berjalannya waktu, mereka mengembangkan Sukma Jahe dengan instan tiga varian rasa, yakni orisinal, ekstra pedas, dan moka. “Kalau orisinal itu mungkin cocok untuk lidah orang Jawa. Namun, kalau di Sulawesi, mereka lebih cocok yang ekstra pedas, jadi komposisi jahenya kami tambahkan 25%.
Sementara untuk varian moka itu kami terinspirasi karena di sini juga punya potensi cokelat. Jadi kami campur dengan bubuk cokelat yang kami dapatkan dari beberapa sumber, termasuk dari industri rumahan,” kata Rita dalam Kick Andy yang tayang di Metro TV malam ini pukul 21.05 WIB.
Dari bisnis yang ia rintis itu Rita mendapat beasiswa terkait pengembangan bisnis perempuan wirausaha di Australia pada 2016. Dari total 25 peserta yang berasal dari Indonesia, Rita merupakan satu-satunya yang mewakili Sulawesi Selatan.
“Ya, selama kursus singkat dua pekan di Australia saya belajar banyak hal terkait bisnis. Mulai manajemen bisnis, pengelolaan keuangan, hingga waralaba. Dari situ juga bisa mendapat jejaring.”
Belum lama ini Rita juga terpilih sebagai yang menerima bantuan pendaan bisnis dari Percaya Projex Grab Indonesia. Dana bantuan itu ia gunakan untuk mendapat bahan baku gula aren bubuk, yang ketika itu sempat terkendala karena musim hujan.
“Mimpi kami untuk produk Sukma Jahe bisa lebih berkembang lagi. Dengan begitu, kami juga bisa turut memberdayakan para ibu di sekitar kami. Kami juga membatasi jam kerja mereka agar tetap bisa mengurus rumah dan keluarga, tetapi tetap bisa sambil bekerja.” (Jek/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved