Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
FILM Autobiography garapan sutradara Makbul Mubarak dipastikan akan berlaga di Festival Film Internasional Venesia pada 31 Agustus-10 September. Film tersebut akan berkompetisi di program Orizzonti. Selanjutnya, film itu juga akan bertandang ke Kanada untuk ditayangkan di Toronto International Film Festival (TIFF).
Film ini dibintangi Kevin Ardilova, Arswendy Bening Swara, Yusuf Mahardika, Rukman Rosadi, dan almarhum Gunawan Maryanto. “Kami akan ke Venesia lalu lanjut Toronto mendapat travel grant dari Kemendikburistek lewat skema Dana Indonesiana. Kami submit secara daring dan mendapat respons secara daring juga. Keberangkatan kami juga didukung program pendanaan distribusi dari Kemenparekraf,” kata produser film ini, Yulia Evina Bhara, dalam konferensi pers perilisan trailer Autobiography di Flix Cinema, Astha District 8, Jakarta, Selasa, (30/8).
Autobiography berkisah tentang Rakib, remaja 18 tahun yang menjadi penjaga rumah kosong milik pensiunan jenderal kaya. Film itu menyorot hubungan keduanya sebagai majikan dan pembantu, anak muda dan orang tua. Hingga suatu kejadian menguji hubungan keduanya.
“Film ini suspense thriller. Karena di dalam filmnya banyak momen yang meneror. Tapi meneror dalam diam. Karena saya suka teror yang berlangsung secara diam-diam,” lanjut sang sutradar, Makbul.
Setelah tampil di Venesia dan Toronto, Autobiography akan tayang di jaringan bioskop Indonesia pada tahun ini. “Rencana bisa tayang tahun ini di Indonesia bisa terlaksana. Dan kami ingin film ini menjadi diskusi, sehingga lebih banyak publik yang tahu film ini dan secara organik akan tersiar ke banyak orang lagi,” kata Yulia.
“Saya tumbuh dan besar dengan era bioskop. Jadi itu menjadi cita-cita saya, bisa menyaksikan film panjang debut saya tayang di layar besar bioskop,” sambung sutradara Makbul Mubarak.
Bekerja sama dengan sinematografer yang memiliki latar belakang dokumenter asal Polandia, Wojciech Staron, menurut Makbul menjadikan proses produksi film ini eksploratif dari unsur kesederhanaan.
“Yang dia sumbangkan paling terasa adalah spontanitas. Dia mikirnya cepet banget. Sebagai yang biasa menyutradarai dokumenter, kan memang terbiasa tidak berpaku pada naskah. Dia punya kemampuan dalam mencari keindahan dalam hal-hal yang sederhana,” tutur Makbul.
Ia pun mencontohkan penggunaan kipas angin yang juga muncul dalam adegan pertama di cuplikan film. “Kadang kayak kipas angin, bagaimana dia melihat itu sebagai yang memberikan banyak hal. Shot pertama di trailer, ketika Kevin melihat ke belakang, dan ada gorden yang bergerak-gerak, itu bermodal cuma kipas angin. Saya menyenangi sinema dari hal-hal yang sehari-hari,” pungkasnya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved