Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
Kerusakan lahan dan area hijau di bumi diperkirakan telah mencapai angka 40%. Angka itu diketahui berdasarkan data terkini yang dikumpulkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Melansir dari theguardian.com, Kamis, (28/4), kerusakan utamanya terjadi akibat aktivitas manusia. Peningkatan populasi manusia di banyak negara memaksa terjadinya pembukaan lahan. Baik untuk permukiman, mencari nafkah, hingga untuk kebutuhan produksi bahan baku makanan.
Degradasi lahan secara otomatis menurunkan ketersediaan sumber daya alami yang ada di bumi. Di antaranya kesuburan tanah, ketersediaan air, hingga biodiversitas flora.
Sekretasis Eksekutif Konvensi PBB untuk melawan kerusakan lahan, Ibrahim Thiaw mengatakan banyak orang mengira degradasi lahan hanya terjadi dalam bentuk pembukaan lahan hutan atau pengalihan lahan hijau menjadi area perkotaan. Padahal, menurutnya, degradasi lahan juga terjadi pada area hijau yang umumnya dijadikan sebagai lahan untuk menanam sumber pangan.
Thiaw mengatakan pengelolaan yang tidak tepat, dukungan pelestarian yang minim, hingga masalah lain seperti perubahan iklim. juga turut berpengaruh. Saat ini banyak kegiatan penanaman bahan pangan yang dipaksakan untuk dilakukan di area yang tidak tepat. Hal itu juga akan mempercepat degradasi kualitas lahan.
"Degradasi lahan bukan hanya akan memengaruhi ketersediaan pangan, air, dan bidoversitas. Lebih jauh degradasi lahan dapat menurunkan GDP negara, dan berdampak pada kesehatan masyarakat," ujarnya.
Thiaw mengatakan kalau negara-negara di dunia tak segera secara kompak melakukan upaya pemulihan, di 2050 berbagai krisis akan melanda banyak negara. Anggaran yang lebih besar harus dialokasikan.
"Setiap usaha, individu, hingga petani harus juga dibekali dengan pengetahuan tentang agrikultur yang berkelanjutan," tutup Thiaw. (M-4)
Kawasan Asia Tenggara, yang menyimpan 15% hutan tropis dunia dan hampir 20% spesies tumbuhan dan hewan global, menghadapi potensi kehilangan hingga 50% spesies terestrial pada 2100.
Lestarikan keanekaragaman hayati! Jaga alam, sumber kehidupan. Pelajari pentingnya konservasi untuk masa depan bumi yang berkelanjutan.
Pelajari ekosistem: Keseimbangan alam esensial untuk kehidupan. Temukan peran pentingnya bagi bumi dan keberlangsungan makhluk hidup.
Balai Gakkum Kehutanan Wilayah Sumatra secara resmi menyerahkan tersangka AS (45) beserta barang bukti kasus perdagangan ilegal sisik trenggiling kepada Kejaksaan Tinggi Sumut
Lebih dari 15 jenis tanaman herbal Indonesia telah ditanam di greenhouse tersebut, antara lain jahe merah, jahe gajah, kunyit, pohon bidara, pohon katuk, serai wangi, saga, dan tapak dara.
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) juga telah mengumumkan para peraih KEHATI Award 2024, penghargaan tertinggi dalam bidang lingkungan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved