Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MAESTRO seni lukis Indonesia, Srihadi Soedarsono, tahun ini didapuk menjadi penerima penghargaan tertinggi perhelatan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF), Sang Hyang Kamahayanikan Award.
Pemberian penghargaan Sang Hyang Kamahayanikan Award 2021 dijadwalkan berlangsung pada 21 November mendatang.
BWCF 2021 merupakan perhelatan ke-10 dari festival literasi dan seni yang diusung oleh BWCF SOciety, Kemendikbudristek, Kementerian Agama, dan sejumlah pihak itu. "Untuk tahun ini, karena berkaitan dengan tema estetika, penghargaan akan kami berikan kepada pelukis kawakan Srihadi Soedarsono. Srihadi adalah pelukis yang tak habis-habisnya sejak masa muda melukis Borobudur. Boro- budur dalam sapuan kanvas Srihadi terasa magis dan sublime. Bahkan di usianya yang ke 90 tahun sekarang
ia tak berhenti untuk melukis Borobudur," terang BWCF Society, dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Senin, (1/11).
Srihadi yang berkecimpung di dunia seni rupa sejak tahun 40-an telah dianugerahi berbagai penghargaan dan gelar dari dalam dan luar negeri, termasuk 'Bintang Gerilya RI (1958)'. Karya-karya pria yang bergelar profesor ini diburu oleh kolektor mancanegara hingga kini.
Nantinya, pidato penyerahan 'Sang Hyang Kamahayanikan Award' akan dibacakan kritikus seni rupa, Bambang Bujono dan budayawan Prof. Dr. Mudji Sutrisno SJ. Nama penghargaan ini sendiri diambil dari sebuah kitab Buddhis Jawa kuno bernama Sang Hyang Kamahayanikan, yang terkait erat dengan agama Buddha mazhab Tantrayana.
Kitab Sang Hyang Kamahayanikan diperkirakan berasal dari zaman Mpu Sindok abad 10 M tapi diperkirakan isinya sudah dari abad 8 M. Dalam Tantrayana, terkandung ajaran yang mempertemukan manifestasi jasmaniah dan rohaniah melalui yoga guna tahap akhir berupa kesempurnaan batin dan pikiran untuk mencapai sang ‘Jina’ atau Sang Pemenang.
Alm. SH Mintardja, penulis cerita silat, Alm. AB Lapian, sejarawan maritim, Prof. Dr Peter Carey, periset riwayat Pangeran Diponegoro dan sejarah perang Jawa, hingga Hadi Sidomulyo, penelusur desa yang tertulis di kitab Negara Kertagama ialah sejumlah yang telah dianugerahi 'Sang Hyang Kamahayanikan Award'.
Adapun rangkaian acara BWCF 2021 akan dimulai pada 18 November 2021. Selain pidato penganugerahan, festival akan diisi dengan berbagai acara yakni pidato kebudayaan, penerbitan buku, temu penerbit, simposium, bedah relief Borobudur, meditasi, hingga sejumlah pementasan seni pertunjukan. Seluruh rangkaian festival ini akan berlangsug secara daring lewat kanal Youtube dan aplikasi konferensi.
"Menyambut 10 tahun BWCF di tahun 2021 ini, panitia BWCF menyajikan tema: Membaca Ulang Claire Holt: Estetika Nusantara, Kontinuitas, dan Perubahannya. Kami ingin membicarakan estetika Nusantara sejak gambar-gambar gua cadas di zaman pra sejarah, sampai seni rupa modern dan seni pertunjukan kontemporer Indonesia. Buku Claire Holt : Art in Indonesia: Continuity and Change yang terbit tahun 1967 menjadi dasar pijakan kami merumuskan tema-tema diskusi," imbuh BWCF Society. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved