Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MENJADI dewasa memang tidak mudah. Hal itu yang sepertinya ingin disampaikan penulis Andina Dwifatma dalam novel terbarunya, Lebih Senyap dari Bisikan.
Dalam novel yang menjadi nomine Penghargaan Sastra 2021 dari Kemendikbudristek ini, problematika pernikahan dan kehidupan sosial di tengah masyarakat yang mudah memberikan stigma ini disajikan dalam plot sederhana tapi penuh dengan kemuraman. Pembaca akan bisa melihat dan ikut merasakan sulitnya menjalani kehidupan pernikahan yang dipenuhi dengan berbagai tuntutan.
Amara dan Baron adalah dua tokoh utama dalam novel setebal 152 halaman ini. Keduanya digambarkan sebagai sosok generasi muda perkotaan dengan gaya hidup dinamis dan mapan. Mulai berpacaran sejak duduk di bangku kuliah, romansa pasangan tersebut bisa bertahan hingga menikah meski melalui berbagai tantangan akibat perbedaan agama. Keduanya berumah tangga tanpa restu dari ibu masing-masing.
Sebagai pasangan muda yang aktif dengan karier merekah, Amara dan Baron awalnya tidak berambisi untuk memiliki anak. Keduanya merasa kehidupan rumah tangga mereka sudah bahagia dan mudah tanpa adanya anak yang menyita waktu, uang, dan tenaga. Keduanya bergeming dari sindiran dan pertanyaan-pertanyaan orang di sekitar akan pilihan mereka yang berbeda dari rekaan konstruksi sosial: menikah dan punya anak.
“Kok belum jadi juga sih? Kurang ahli kali bikinnya?”
“Program saja di dokter, atau mau langsung bayi tabung?”
“Sudah cek belum? Jangan-jangan Baron ni, yang bermasalah?”
(halaman 3).
Namun, delapan tahun kemudian, Amara dan Baron akhirnya tiba pada momen bosan dengan kehidupan mereka dan mulai lebih serius berupaya mendapatkan anak. Ternyata itu bukan hal mudah. Mereka, terutama Amara, mesti bersusah payah hingga ia sempat kembali mempertanyakan keputusan tersebut. Apakah menghadirkan anak memang keinginannya dan Baron, atau sekadar imbas tekanan bertahun-tahun dari lingkungan sekitar mereka.
Singkat cerita, Yuki, putra mereka lahir. Kehidupan rumah tangga Amara dan Baron kembali hangat meski tak lagi mudah dan praktis seperti saat hanya berdua. Namun, kebahagiaan itu hanya sementara. Seiring pertumbuhan Yuki, pasangan muda ini harus menghadapi berbagai cobaan hidup akibat masalah finansial.
Hadir dengan kisah kehidupan rumah tangga sehari-hari yang lazim ditemui, Lebih Senyap dari Bisikan tampak sebagai novel populer ringan yang sangat relevan dengan masyarakat urban. Alurnya yang maju-mundur juga menambah warna novel ini dengan cerita kehidupan mahasiswa dan dinamika kampus yang penuh semangat.
Bagi pasangan muda yang akan menikah atau berencana memiliki anak, novel ini dapat menjadi bahan bacaan yang menambah sudut pandang dari pengalaman yang lebih nyata. Khususnya dalam hal kehamilan dan pengasuhan bayi yang kerap membingungkan.
Saat ini memang tidak sulit mencari informasi mengenai berbagai hal. Termasuk tentang kehamilan, persiapan melahirkan, hingga pengasuhan bayi. Namun, tak banyak buku atau literatur yang memberi informasi dengan detail berdasarkan pengalaman pribadi seseorang yang mengalami masa tersebut.
Hal itu juga yang berusaha disampaikan penulis dalam beberapa bagian novelnya. Penulis membagikan informasi mendetail tentang proses yang harus dialami wanita tersebut lewat kehidupan dan isi pikiran tokoh Amara.
‘Selama kehamilan aku sudah membaca Melahirkan Tanpa Rasa Sakit (ingin kuinjak penulisnya), dan mengobrol dengan sesama ibu hamil yang kutemui di kelas senam, tapi tak ada, tidak satu pun yang mempersiapkan untuk rasa sakit semacam ini’ (halaman 51).
Tokoh Amara menghadirkan gambaran tentang susah dan senangnya menjadi ibu baru. Sebuah transisi yang mengubah kehidupannya secara total dengan dampak tak terduga.
‘Ada hal yang tidak diberitahukan orang kepadamu tentang menjadi orangtua: kau akan merasakan kegembiraan luar biasa, rasa cinta yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun juga, tapi pada saat yang sama, dirimu menjadi rentan. Seluruh eksistensimu bukan lagi milikmu sendiri. Ukuran kebahagiaanmu tiba-tiba berubah’ (halaman 58).
Dalam novel keduanya ini, penulis juga menuturkan problem umum yang kerap muncul di lingkungan keluarga dan sosial. Seperti sulitnya menghadapi pandangan tetangga dan keluarga tentang berumah tangga, hingga peliknya memiliki pasangan berbeda agama. Bukan saja harus menghadapi pertentangan dari keluarga masing-masing, tapi Amara dan Baron pun belakangan mendapati perbedaan itu bisa memengaruhi pengasuhan mereka terhadap sang anak.
‘Dengan kalimat berputar-putar Baron menyampaikan bahwa intinya, dia ingin Yuki dibaptis. Dengan kalimat yang tak kalah ribetnya, kukatakan Yuki harus diberi pilihan sendiri saat ia dewasa. Dalam hati aku sudah membayangkan mengajari Yuki doa sebelum tidur dan dia menirukan dengan pengucapan yang cadel’ (halaman 72).
Novel ini memberi gambaran nyata bahwa kehidupan dalam pernikahan tak selamanya manis. Tak seperti masih berpacaran, berbagai masalah akan lebih mudah singgah ketika sudah membina rumah tangga. Terutama ketika hadir seorang anak yang membutuhkan perhatian dan pengasuhan penuh.
Dengan penceritaan dari sudut pandang Amara, kita pun diajak untuk mengingat kembali kerumitan perjuangan perempuan untuk menegakkan pelbagai identitasnya--ibu, anak, istri, pekerja, dst--di tengah masyarakat patriarki. Sosok Amara menggambarkan ketabahan, kekuatan, sekaligus kerapuhan yang melebur jadi satu pada jiwa seorang perempuan.
Meski tak menghadirkan konflik yang sensasional, apalagi menegangkan, novel ini bisa jadi pilihan yang membuka wawasan akan kehidupan pascapernikahan. Bagi penggemar akhir cerita tak terduga atau plot twist, novel ini juga layak dipertimbangkan masuk daftar bacaan karena akhir cerita yang tak biasa. (Pro/M-2)
BIOBUKU
Judul : Lebih Senyap dari Bisikan
Penulis : Andina Dwifatma
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama (Cetakan pertama, Juni 2021)
ISBN : 978-602-06-5420-1
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved