Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Bahagia Belajar Geografi

Nike Amelia Sari
09/9/2021 06:00
Bahagia Belajar Geografi
Mahasiswa jurusan geografi Universitas Indonesia, Andini Dwi Khairunnisa Daulay.(Dok. Pribadi)

HOLISTIK dan menantang. Itulah dua kata yang menggambarkan ilmu geografi bagi mahasiswa jurusan geografi Universitas Indonesia, Andini Dwi Khairunnisa Daulay.

Baginya, ilmu geografi tidak hanya menonjol dan spesifik untuk satu bidang, tetapi juga menyeluruh untuk semua bidang. Sejak meyakini itu, perempuan yang sekarang menginjak 20 tahun ini terus mengikuti berbagai kompetisi Olimpiade Geografi. Kegagalan pun pernah dia alami, tetapi tak menyurutkan semangatnya.

Akhirnya, beberapa prestasi berhasil diboyongnya, termasuk medali emas di Olimpiade Sains Indonesia 2021. Kepada Muda, Andini, demikian sapaannya, berbagi cerita tentang keistimewaan geografi, termasuk kiat-kiat mempelajarinya. Yuk, kita simak potongan wawancara Muda bersama Andini, Selasa (31/8).

 

Halo, selamat, ya, atas prestasi kamu di OSI 2021. Bisa kamu cerita soal keikutsertaan kamu di kompetisi ini?

Sebenarnya aku cukup sering ikut lomba Olimpiade sejak SMA, mungkin hampir 10 kali ikut Olimpiade. Tahun ini aku ikut dua kali, saat di OSI dan Hardiknas.

Saat kuliah, jarang ada Olimpiade yang khusus geografi, biasanya MIPA. Nah, jadi dari pelaksana Olimpiade tersebut mengadakan olimpiade geografi lagi. Lalu, karena sejak kuliah aku sudah lama enggak ikut Olimpiade Geografi, aku ambil kesempatan ini.

 

OSI 2021 diadakan secara virtual, ya, bagaimana skemanya?

OSI dilakukan secara virtual dimulai dari pendaftaran online hingga lombanya. Penyelenggara lombanya menyediakan website untuk computer based test (CBT), seperti ujian online pada umumnya. Lomba ini juga diadakan secara free (gratis) sehingga banyak orang yang tertarik untuk mendaftarkan diri.

Penilaiannya sama seperti olimpiade pada umumnya. Kalau benar, plus empat. Jika salah, minus satu, dan tidak menjawab sama dengan nol. Ada sekitar 75 soal dengan waktu pengerjaan 1,5 jam.

 

Bagaimana persiapan kamu?

Kebetulan aku mengajar privat juga untuk anak-anak geografi, jadi saat itu aku tidak terlalu mengulang lagi materinya karena cenderung sama dengan Olimpiade yang aku jalani ketika di SMA dulu. Dibantu juga dengan aku mengajar adik-adik yang mempersiapkan KSN-K--kompetisi sains dalam menjaring siswa terbaik untuk melaju ke tingkat nasional--jadi aku sudah ada persiapan dan tidak harus belajar dari nol lagi.

Kalau sekarang, aku merasa soalnya sulit, tapi tidak sesulit dulu saat aku masih SMA karena saat SMA masih terbatas pengetahuannya.

 

Tantangan apa yang kamu hadapi dalam kompetisi ini?

Tantangannya mungkin untuk membagi waktu. Biasanya di sela-sela istirahat saat weekend menyempatkan waktu untuk persiapannya. Lalu, juga harus lebih preview materi lagi karena dulu di SMA lengkap catatannya, tapi sekarang enggak terlalu banyak. Kalau mencatat dari nol lagi, itu akan lama banget.

 

Setelah memenangi kompetisi ini, bagaimana perasaan kamu?

Senang karena aku sudah lama juga enggak ketemu Olimpiade Geografi lagi, jadi nostalgia juga.

 

Kamu memang mulai suka geografi sejak SMA?

Sebenarnya, tertariknya sejak SMP, masih berubah-ubah juga karena belum terlalu mendalami. Akhirnya, saat di SMA kelas satu, aku coba-coba lagi untuk geografi dan biologi.

Saat itu, guru aku juga menawarkan untuk masuk tim Olimpiade dan aku mencoba kedua mata pelajaran itu. Setelah dijalani, aku lebih nyaman dengan geografi. Pada saat ikut Olimpiade Sains Kota (OSK) pada 2016 aku gagal. Aku mencoba kembali pada tahun kedua. Alhamdulillah aku dapat. Dari sini, aku meyakinkan diri jika passion aku di geografi.

Aku merasa yakin juga karena saat mendalaminya, aku merasa happy dan enggak terbebani. Belajar geografi ini tidak banyak menghafal juga dan tetap ada hitung-hitungannya, aku lebih suka yang lebih balance. Selain itu, dari sekian yang aku ikuti lombanya, pasti ada kegagalan, tetapi meskipun aku gagal dalam kompetisi bidang geografi ini, aku tetap senang mendalami ilmu ini.

 

Apa keistimewaan geografi menurut kamu?

Bagi aku, geografi itu istimewa banget jika dibandingkan dengan ilmu yang lain. Geografi itu tidak spesifik, luas, dan tidak mendalam di suatu topik. Seperti sosiologi yang belajar kegiatan manusia, interaksi manusia, nah, di geografi juga belajar. Lalu, di PWK--program studi perencanaan wilayah dan kota atau geodesi belajar pemetaan, tata ruang kota, dan lain-lainnya--di geografi juga belajar. Jadi, geografi itu holistik atau menyeluruh, tidak spesifik di satu hal.

 

Banyak orang beranggapan geografi itu ilmu yang penuh dengan hafalan. Jadi, ternyata enggak juga, ya?

Sebetulnya sebanding, bukan hafalan saja, melainkan juga ada hitung-hitungannya. Beberapa orang yang beranggapan seperti itu, mereka mungkin belum bertemu hitung-hitungannya.

Jika mau mengubah anggapan ini, bisa dengan cara mengenal dahulu bagaimana ilmu ini lewat membaca berbagai referensi sehingga kita bisa tahu jika geografi bukan seperti yang kita pikirkan. Jadi, geografi itu ilmu yang kompleks sekali karena tidak hanya membahas alam, tetapi juga ada manusia yang memengaruhinya.

 

Dari pemahaman kamu, apa saja kegunaan ilmu geografi yang selama ini telah kamu tekuni?

Geografi ini dekat dengan keseharian kita, fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita. Geografi juga lebih spesifik ke bagian where dan why. Jadi, di geografi harus bisa menunjukkan tempatnya di mana, harus menjelaskan juga kita menentukan kenapa memilih tempat itu. Seperti menentukan daerah banjir, kita harus juga bisa menjelaskan apa alasan yang menyatakan daerah tersebut daerah banjir.

 

Kamu juga ikut kompetisi bidang penelitian dan menjadi penerima Dana Penelitian PKM-PE, Kemenristek-Dikti 2020 di bidang eksakta dengan tema pemodelan spasial dalam mitigasi bencana tsunami. Ada kelanjutannya?

Jadi, penelitian kebetulan sudah selesai di akhir 2020 dan sudah di submit ke Kemenristek-Dikti. Manfaatnya dari segi penelitian, menentukan titik tempat evakuasi sementara dan jalur evakuasi untuk warga yang ada di tiga desa. Itu bisa jadi referensi pemda atau BPBD sekitar untuk mengatur jalur evakuasi tsunami.

 

Tadi kamu sempat bilang tentang mengajar, apakah ini sejenis pekerjaan part time?

Sebenarnya itu saat aku selesai OSN 2018, jadi aku diminta guru geografi untuk mengajarkan adik-adik di Olimpiade. Dari sini awal mulanya, aku sukarela mengajar adik-adik di sekolah. Aku senang bisa berbagi ilmu ke mereka.

Lalu, di semester empat saat lagi ramai-ramainya KSN-K, jadi kebetulan aku juga masuk grup pencarian pelatih-pelatih untuk mengajar. Aku ambil kesempatan itu dan aku mengajar kembali. Kalau yang ini, sudah termasuk kerja part time.

 

Lalu, bagaimana cara kamu membagi waktu?

Biasanya aku mengajar dari sore hingga malam dan aku juga menyesuaikan dengan jadwal kuliah. Di sini aku lebih memprioritaskan kuliah karena mengajar hanya aku jadikan kerja part time saja. Jadi, jika ada beberapa sekolah yang meminta mengajar di waktu kuliah, aku tidak akan ambil.

 

Apa target kamu setelah lulus kuliah? 

Sebenarnya ingin lanjut S-2 terlebih dahulu dan semoga dapat beasiswa juga di luar negeri karena ingin merasakan bagaimana geografi di luar. Aku punya mimpi untuk menjadi menteri pariwisata. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik