Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Sering Alami Kram di Malam Hari? Ini Mungkin Sebabnya

Nike Amelia Sari
23/7/2021 18:35
Sering Alami Kram di Malam Hari? Ini Mungkin Sebabnya
Kram bisa terjadi saat istirahat atau saat tidur malam.(Danie Franco/ Unsplash)

PERNAHKAH anda mengalami kram saat malam hari atau saat beristirahat? Nyatanya kram malam cukup banyak dialami orang. 

Dosen fisiologi olahraga, Dr. Jeffrey Aldous, dari University of Bedfordshire, Inggris menyatakan jika kram malam dialami oleh sekitar 25% populasi di sana. Kram meliputi kondisi kejang otot, yang di mana otot secara tiba-tiba mengencang sehingga menimbulkan rasa sakit. Kram biasanya terjadi di bagian betis, tetapi juga dapat mempengaruhi hamstring (di bagian belakang kaki) atau otot di sepanjang pangkal kaki.

Kejang dan nyeri dapat berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit. Pada kaki bagian atas, letak otot terbesar, biasanya berlangsung paling lama.

Dilansir Dailymail, Senin (19/7), Aldous menjelaskan jika kondisi itu dipicu oleh gerakan-gerakan kecil selama tidur sehingga sel-sel saraf memicu otot untuk mengencang. Selama kram, sel-sel saraf (neuron motorik) menyambar lebih cepat daripada biasanya saat seseorang mencoba mengontraksikan otot. Ini menyebabkan otot mengencang lebih dari biasanya, yang menyebabkan rasa sakit.

"Kondisi ini disebut dalam sebuah teori, terjadi akibat dehidrasi, atau kelelahan otot," kata Aldous. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan jika teori dehidrasi menunjukkan bahwa defisit natrium yang diciptakan melalui keringat menyebabkan kram. "Ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka yang lebih banyak berkeringat mengalami lebih banyak kram," tambahnya.

Selain karena gerakan, kram saat istirahat juga dapat terjadi begitu saja. Kondisi ini cenderung dimulai pada usia 50 tahun, dimana neuron motorik manusia mulai mati sedikit demi sedikit sebagai bagian dari sistem saraf yang mengalami proses penuaan.

Respon tubuh terhadap kondisi kehilangan neuron itu adalah menumbuhkan tunas saraf baru ke sel-sel otot yang telah kehilangan suplai sarafnya. Hal ini yang mungkin berperan secara umum dalam mengembangkan kram.

Untuk mengurangi atau menghindari kram, Aldous menyarankan untuk minum air biasa atau minuman elektrolit sebelum tidur. Minuman yang kaya mineral bisa menggantikan natrium dan mineral lainnya yang hilang. Namun ia mengingatkan jika minuman olahraga sering kali mengandung banyak gula, jadi pilihlah produk yang rendah gula.

Lebih lanjut, Dr Aldous juga mengingatkan bahwa ada beberapa macam obat yang dapat menyebabkan kram. Di antara obat yang harus diperhatikan adalah beta-agonis inhalasi (seperti salbutamol) yang digunakan untuk asma dan gangguan obstruktif paru kronis, dan beberapa diuretik ‘potassium-sparing’ untuk tekanan darah tinggi (misalnya, amilorida dan spironolakton).

Selain itu, langkah mengatasi kram lainnya dengan melakukan peregangan. "Menggenggam kaki Anda dan menarik jari-jari kaki ke arah Anda akan membantu. Pijatan lembut juga dapat membantu, tetapi peregangan harus menjadi respon pertama Anda," kata Katie Knapton, seorang fisioterapis dari PhysioFast Online. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya