Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DEMI mengkampanyekan kesadaran menggunakan masker dobel, sebagai koran nasional Media Indonesia menggelar lomba bertajuk 'Lomba Foto Pakai Masker Dobel Daripada Terpaksa Pakai Ventilator'. Selama dua minggu masa pengumpulan foto, yang terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat itu berhasil menjaring 1500 foto dari 542 peserta.
Tahap kurasi kemudian meloloskan 78 foto untuk bersaing memperebutkan tiga tempat teratas. Pada tahap final penjurian yang berlangsung, Minggu (18/7), dewan juri yang terdiri dari Kepala Divisi Artistik dan Foto MI, Hariyanto; Asred Foto, Usman Iskandar; dan Redaktur Artistik, Briyan Bodo Hendro K akhirnya mengumumkan ketiga pemenang.
Foto kiriman Hadrani Hasan dinobatkan sebagai juara pertama. Tempat kedua diraih I Komang Yorda Garmita dan juara ketiga menjadi milik Nuer Efendy.
Para dewan juri mengapresiasi antusiasme peserta pada lomba ini. Hal ini menunjukkan kepedulian masyarakat untuk menggunakan masker.
"Antusiasme itu menjadi penebar dan semoga semakin banyak orang yang peduli untuk menggunakan masker, terutama bagaimana menggunakan masker dobel yang benar," ujar Hariyanto.
Ia pun mengutip sebuah studi di Amerika Serikat menyebutkan penggunaan masker medis yang dilapis dengan masker kain dapat menghalau 92,5% partikel virus Covid-19. Sebab itu Media Indonesia berupaya ikut mengampanyekan penggunakan masker dobel melalui media foto yang memang dapat menjadi media edukasi sekaligus hiburan.
Sementara Usman menyatakan kegembiraannya karena karya-karya yang terkumpul juga layak disebut sebagai karya fotografi. Sayangnya, masih banyak pula karya yang kurang sesuai konteks sehingga tidak lolos kurasi.
Hal senada dikatakan Briyan. Ia mengapresiasi para peserta lomba namun menyebutkan beberapa karya tidak dukung riset yang mendalam.
"Seperti salah satu kasus tadi terkait penggunaan masker pada anak-anak. Padahal itu terlihat juga di sampul Media Indonesia, kenapa sih tidak ada model anak-anak? Itu bisa menjadi pertanyaan besar bagi para peserta. Andai mereka mau riset sedikit, Googling masker double untuk anak-anak, pasti akan keluar aturannya. Dari segi fotografinya bagus, layak, tapi sayangnya dari segi konteks justru menyalahi aturan," tutur Briyan.
Sebab itu pula tidak mengherankan jika karya Hadriani menyabet juara satu. Selain menampilkan sosok dewasa dan anak-anak, foto itu juga memberi pesan kuat akan pentingnya penggunaan masker untuk melindungi keluarga dan lingkup yang lebih luas. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved