Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Puluhan Tabir Surya Mengandung Bahan Penyebab Kanker

Nike Amelia Sari
01/6/2021 06:00
Puluhan Tabir Surya Mengandung Bahan Penyebab Kanker
Puluhan tabir surya di Amerika Serikat mengandung benzena melebihi ambang batas.(Batch by Wisconsin/ Unsplash)

VALISURE, sebuah laboratorium farmasi independen yang berbasis di Connecticut, Amerika Serikat (AS), menemukan bahan penyebab kanker di 78 produk tabir surya (sunscreen) yang beredar di negara itu. Valisure pun meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS untuk menarik produk-produk tersebut.

Dilansir dari foxnews.com, Jumat (28/5), Valisure, menguji 300 produk tabir surya. Mereka kemudian menemukan bahwa 27% di antaranya mengandung benzena. Bahkan kandungan, benzena pada 14 produk (5%) mencapai tingkat yang lebih tinggi dari 2 bagian per juta (ppm), yang merupakan batas yang direkomendasikan FDA untuk obat-obatan yang secara medis yang tidak dapat dibuat tanpa benzena.

"Kehadiran karsinogen (bahan penyebab kanker) dalam produk yang secara luas direkomendasikan untuk pencegahan kanker kulit, dan yang secara teratur digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak, adalah kondisi yang sangat merisaukan," kata David Light, pendiri dan CEO Valisure, dalam pernyataannya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menyatakan jika benzena memang terbentuk secara alami dan juga diproduksi oleh aktivitas manusia, seperti dari pembakan bahan bakar mobil dan pembakaran batu bara. Bahan kimia tersebut juga digunakan dalam pembuatan beberapa plastik, karet, pewarna, deterjen, obat-obatan dan pestisida. Namun, paparan benzena yang tinggi menyebabkan kanker pada manusia, terutama kanker darah, termasuk leukemia.

Menurut American Cancer Society, Administrasi Keselamatan & Kesehatan Kerja AS membatasi paparan di tempat kerja terhadap benzena di udara hingga 1 ppm pada hari rata-rata dan maksimum 5 ppm selama periode 15 menit. Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) AS, membatasi benzena dalam air minum hingga 0,005 ppm, atau 5 bagian per miliar (ppb), yang juga merupakan batasan untuk air kemasan.

Pada awal pandemi COVID-19 ketika terjadi kekurangan pembersih tangan, FDA untuk sementara mengizinkan pembersih tangan mengandung hingga 2 ppm benzena.  Namun, pada Maret 2021, Valisure mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi benzena di atas level ini di hampir dua lusin produk pembersih tangan, setidaknya satu di antaranya kemudian ditarik kembali.

Daftar lengkap produk tabir surya dengan benzena dapat ditemukan di petisi yang diajukan Valisure. (https://www.valisure.com/wp-content/uploads/Valisure-Citizen-Petition-on-Benzene-in-Sunscreen-and-After-sun-Care-Products-v9.7.pdf)

Hampir semua dari 14 produk tabir surya dengan kadar benzena di atas 2 ppm merupakan produk semprot tetapi bahan kimia tersebut juga muncul dalam losion dan gel pereda luka bakar akibat sinar matahari.

"Sangat penting bahwa badan pengatur mengatasi kontaminasi benzena dalam tabir surya, sehingga semua individu merasa aman menggunakan produk tabir surya," kata Dr. Christopher Bunick, seorang profesor dermatologi di Universitas Yale. Namun, Bunick mengatakan bahwa penemuan ini tidak berarti bahwa orang harus berhenti menggunakan tabir surya, yang dapat membantu mencegah kanker kulit, kata 

"Banyak produk tabir surya yang diuji oleh Valisure tidak memiliki kontaminasi benzena, dan produk tersebut diduga aman dan harus terus digunakan, bersama dengan topi dan pakaian pelindung matahari yang sesuai, untuk mengurangi risiko kanker kulit," kata Bunick. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya