Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Inovasi Energi Bersih Lambat, Bagaimana Penanganan Krisis Iklim?

Adiyanto
27/4/2021 13:33
Inovasi Energi Bersih Lambat, Bagaimana Penanganan Krisis Iklim?
The Energy Observer, kapal laut bertenaga hidrogen sebagai salah satu produk inovasi energi bersih. Sayangnya, inovasi sektor ini melambat(RINGO CHIU / AFP)

Sebuah laporan yang dirilis bersama oleh Kantor Paten Eropa dan Badan Energi Internasional menyebutkan inovasi di bidang energi bersih melambat. Mereka memukan bahwa tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata paten untuk teknologi rendah emisi karbon, turun menjadi 3,3% sejak 2017, jauh lebih lambat daripada tingkat rata-rata 12,5% pada periode 2000 -2013.

Perkembangan ini, kata laporan itu, sangat mengkhawatirkan karena rencana untuk memenuhi target pengurangan emisi karbon bergantung pada teknologi yang belum dikembangkan.

Pada KTT iklim minggu lalu di Washington, banyak negara menegaskan kembali janji untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada pertengahan abad atau segera setelahnya.

Namun, laporan EPO-IEA tentang paten dan transisi energi menemukan sekitar 35% dari pengurangan emisi CO2 kumulatif yang diperlukan untuk beralih ke jalur berkelanjutan guna mencapai emisi nol-bersih pada tahun 2070, saat ini masih dalam tahap prototipe atau uji coba

"Sektor energi hanya akan mencapai emisi nol-bersih jika ada dorongan global yang signifikan dan terpadu untuk mempercepat inovasi," tulis laporan tersebut.

Laporan tersebut menyebutkan efisiensi energi dan teknologi pengalihan bahan bakar tetap menjadi yang teratas dalam aktivitas paten, terhitung sekitar 60% dari keseluruhan. Namun, aktivitas paten dalam teknologi energi terbarukan seperti angin dan matahari telah menurun selama hampir satu dekade, dan hanya mewakili 17% dari keseluruhannya pada 2019.

Pendorong utama pertumbuhan paten sejak 2017 adalah inovasi dalam teknologi lintas sektor seperti baterai, hidrogen, dan jaringan pintar, bersama dengan penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS).

Laporan yang dirilis Selasa (27/4) tersebut mengatakan teknologi yang memungkinkan transisi energi ini meningkat dari 27% aplikasi paten di sektor tersebut pada tahun 2000 menjadi 34% pada tahun 2019.

“Kendaraan listrik mendorong dominasi teknologi penggunaan akhir dalam paten energi rendah karbon," sebut laporan itu. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya