Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Penyair Linda Christanty Raih Penghargaan Internasional

Adiyanto
05/3/2021 22:01
Penyair Linda Christanty Raih Penghargaan Internasional
Linda Christanty(Antara/Dodo Karundeng)

Penulis yang juga penyair Linda Christanty, 50, meraih penghargaan dari sebuah lembaga di bidang pendidikan dan kebudayaan yang berbasis di London, Inggris, The International Organization of Creativity for Peace, untuk konsistensi dan dedikasinya dalam menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan melalui karya sastra dan jurnalistik.

Lembaga pemberi penghargaan tersebut diinisiasi Dr Wafaa Abdul Razzak, penulis dan penyair asal Irak. Penghargaan ini diberikan dalam konferensi bahasa dan sastra, yang diselenggaraankan di London, via zoom, Kamis (4/3).  

Selain Linda Christanty, sejumlah penulis perempuan juga memperoleh penghargaan ini, salah satunya Linda Abdel Baki, penyair dan anggota serikat jurnalis Suriah. “ Terima kasih untuk Dr Hanik Mahliatussikah yang telah mengenalkan karya saya kepada publik berbahasa Arab,’’ kata Linda di laman Facebooknya.

Linda adalah pemenang termuda lomba cerita pendek yang diselenggarakan oleh harian umum Kompas melalui karyanya, Daun-Daun Kering (1989). Ketika itu, ia baru berusia 19 tahun dan masih menyandang status sebagai mahasiswi fakultas sastra Universitas Indonesia (kini Fakultas Ilmu Budaya/FIB UI). Cerpennya itu kemudian dimuat dalam Riwayat Negeri yang Haru: Cerpen Kompas Terpilih 1981-1990, yang terbit pada Juni 2006.

Selepas menyandang gelar sarjana, ia bekerja di sejumlah media, salah satunya majalah kajian jurnalisme dan media, Pantau. Di majalah itu, ia bekerja sebagai redaktur selama tiga tahun (2000-2003).

Linda yang juga seorang aktivis ini,  juga penulis drama radio bertema transformasi konflik untuk Common Ground Indonesia (2003-2005). Pada Oktober 2005, ia mendirikan dan memimpin kantor berita di Banda Aceh untuk memantau rekonstruksi dan rehabilitasi pascatsunami proses perdamaian di Aceh.

Linda juga melahirkan sejumlah karya fiksi maupun non fiksi, di antaranya Kuda Terbang Maria Pinto (2004) yang diganjar Kathulistiwa Literary Award sebagai buku fiksi terbaik, Dari Jawa Menuju Atjeh (2009) yang meraih penghargaan laporan jurnalistik terbaik dari Pusat Bahasa, serta Rahasia Selma (2010) yang juga diganjar Kathulistiwa Literary Award. (M-4)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya