Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Robot Kreasi Anak SMA!

Jonathan Patrick Andreas, Jurusan Jurnalistik Universitas Padjadjaran
03/4/2016 00:30
Robot Kreasi Anak SMA!
()

KANTOR Samsung di TCC Batavia Tower I, Jakarta, terlihat lebih ramai daripada biasanya pada Jumat (10/3). Siang itu, kantor dipenuhi dengan hiruk-pikuk puluhan siswa berseragam sembari membawa tiga buah robot.

Ternyata mereka tidak sedang melakukan karyawisata, tapi hendak mempresentasikan robot-robot karya mereka. Ketiga robot itu merupakan pemenang dalam lomba Thamrin Olympiad & Cup (TOC) VI Kategori Creative Robotic yang diselenggarakan SMA Mohammad Husni Thamrin pada 20-26 Februari 2016.

Pemenang pertama, tim Droid 2 Sekolah Daar El Qolam Tangerang menghadirkan karya Cage Cleaning Bot. Pemenang kedua, tim Spekta dari SMAK Penabur Kota Wisata membawa Trash Vending Machine. Pemenang ketiga, tim KIR dari sekolah MA AL-Falah mengajukan robot karya yang dapat menyiram, memupuk, menanam tanaman, serta menggemburkan tanah. Yuk berkenalan dengan para pencipta ketiga robot ini!


Robot pembersih kandang

Juara pertama ialah tim Droid 2 dari Sekolah Daar El Qolam. Cage Cleaning Bot diciptakan tiga perempuan berkerudung, yakni Chairunnisa, Balqis, dan Kharisma.

Fungsi robot ini, kata Chairunnisa, ialah mengumpulkan kotoran hewan ternak dengan kendali jarak jauh. "Kebanyakan orang tidak suka dekat-dekat dengan kotoran hewan, bahkan para peternak juga sebenarnya enggan untuk membersihkan kotoran. Padahal, kotoran hewan banyak manfaatnya, salah satunya sebagai kompos bagi tanaman," terang Chairunnisa.

Chairunnisa menjelaskan robot ini bisa dikendalikan lewat ponsel pintar yang sudah ada aplikasi NXT Remote Control. Kemudian robot dan ponsel pintar akan terhubung lewat bluetooth. Selanjutnya, robot bisa bergerak ke sana kemari dengan alat motor yang dirakit sendiri.

"Lalu di bagian depan robot ada sebuah katup dengan mekanisme buka-tutup menyamping. Dalam posisi terbuka, katup mampu mendorong kotoran yang ada kandang. Kotoran kemudian dibawa hingga ke terpal penampungan yang dipasang pada tepi kandang," terang Chairunnisa.

Chairunnisa mengakui kekurangan robot ini ialah sangat bergantung pada keahlian pengguna. Jika pengguna kurang mahir, robot ini tentu akan bekerja kurang efektif.

"Kami tidak pakai sensor sama sekali karena takut sensornya salah membaca objek tersebut, apalagi sensor itu tergantung cahaya," tandas Chairunnisa.

Lewat Cage Cleaning Bot, tiga perempuan asal Tangerang itu berhasil membawa pulang Samsung Galaxy S6, Gear Virtual Reality, uang sebesar Rp1 juta, serta piala Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti).


Robot buang sampah berhadiah

Di sisi lain, Nikita Natasya, Billie Sugandha, dan Nikita Galatia dari tim Spekta SMAK Penabur Kota Wisata juga menampilkan ide yang menarik lewat robot Trash Vending Machine.

Robot ini cukup unik karena bisa mengeluarkan permen bagi seseorang yang membuah sampah di robot ini. Nikita membuat alat ini karena melihat banyak orang yang tidak membuang sampah pada tempatnya, padahal jumlah tempat sampah sudah memadai.

"Makanya kami menyadari bahwa ada yang kurang menarik dari tempat sampah. Untuk memancing orang agar mau membuang sampah pada tempatnya, kami menciptakan Trash Vending Machine," ujar Nikita.

Nikita mengatakan pembuatan robot ini menghabiskan uang sebesar Rp1 juta, dengan pengeluaran terbesar di bagian sensor sebesar Rp600 ribu. Nikita mengakui Trash Vending Machine memiliki kendala di bagian sensitivitas sensor dan besarnya konsumsi daya listrik.

Soal daya listrik, Nikita mengakui Spekta sedang mencari alternatif agar robot bisa mengonsumsi daya listrik dengan lebih hemat. Selain daya listrik, kendala dalam Trash Vending Machine ini ialah sensor yang belum bisa membedakan itu sampah atau hanya tangan yang sekadar lewat. "Karena pasti bisa saja ada tangan iseng yang masuk tong sampah agar bisa mendapatkan permen gratis. Sensor Trash Vending Machine akan menafsirkan tangan tersebut ialah sampah sehingga permen akan tetap keluar," terang Nikita.

Menurut Nikita, sensor juga kurang sensitif. Sampah kecil kadang tidak terdeteksi oleh Trash Vending Machine. "Opsi kami memperbarui sensor dan membuat corong pembuangan sampah yang lebih kecil agar tangan orang tidak bisa masuk. Selain itu, kami juga akan membuat delay pada Vending Machine agar bisa memberikan waktu jeda untuk mengeluarkan permen. Hal tersebut dilakukan agar seseorang tidak terus-terusan membuang sampah agar bisa mendapat permen," jelas Nikita. Selain itu, Nikita juga bercita-cita untuk memberikan hadiah yang lebih menarik lagi agar masyarakat mau membuang sampah pada tempatnya. "Kalau bisa sih hadiahnya telepon genggam agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan," canda Nikita.

Nikita mengatakan, di masa mendatang, Spekta akan berusaha untuk menyempurnakan Trash Vending Machine agar bisa digunakan sebagai pengganti tempat sampah biasa. "Maunya sih sudah bisa dipakai pemerintah untuk menggantikan tempat sampah, tapi atau yang paling dekat saya akan coba menaruh di sekolah," tandas Nikita.

Tim Spekta SMAK Penabur Kota Wisata berhasil membawa pulang hadiah Samsung Galaxy Tab A, uang tunai Rp1 juta, serta piala Kemenristek dan Dikti.


Robot penyiram tanaman

Juara ketiga dimenangi tim KIR dari MA AL-Falah dengan robot Automatic Gardener. Tim yang digawangi M Kamil Rizky, Hussein, dan Mutmainnah membuat robot yang dapat menyiram, memupuk, menanam, serta menggemburkan tanah otomatis dengan bantuan beberapa sensor. Menurut Mutmainnah, mereka membuat Automatic Gardener karena melihat tanaman-tanaman di lingkungan yang jarang disiram.

"Bagaimana caranya orang sibuk seperti kami yang sibuk sekolah atau kegiatan lainnya tetap bisa menyiram tanaman. Selain itu, kami membuat robot ini karena di sekolah kami ada proyek greenhouse. Nanti robot ini diharapkan mampu membantu menyiram tanaman di tengah kesibukan kami," terang Mutmainnah.

Robot ini bisa mengukur kelembapan karena dilengkapi soil sensor. Jika kelembapannya sudah basah atau mendekati basah, robot akan berhenti menyiram. "Nah alat ini juga bisa mendeteksi kecepatan angin. Jika ada angin kencang, angin juga akan tertutup, angin terlalu kencang juga bisa merusak tanaman. Kami juga hendak menambahkan sensor cahaya ultraviolet yang bisa memberikan sinar ultraviolet ketika matahari sudah terbenam," terang Mutmainnah.

Selain itu, model penyiraman robot ini juga dapat diatur, baik itu secara manual ataupun otomatis. Model penyiraman bisa diatur lewat aplikasi ponsel pintar yang bernama Automatic Gardener yang dibuat khusus oleh KIR. Aplikasi yang hanya bisa didapatkan lewat barcode ini sebelumnya harus tersambung dengan robot melalui bluetooth. "Nah nantinya kami akan berusaha mengganti bluetooth ini dengan sinyal wi-fi agar menambah kekuatan sinyal antara robot dan ponsel pintar," tandas Mutmainnah.

Mutmainnah mengaku KIR menghabiskan sekitar Rp500 ribu untuk membuat robot ini. "Yang mahal itu ada di sistem-sistemnya. Sisanya kami menggunakan alat bekas. Kami juga sudah berniat untuk menjual robot ini ke depannya," terang Mutmainnah.

Automatic Gardener ini membuat KIR berhasil membawa pulang hadiah Samsung Galaxy J5, uang tunai Rp1 juta, serta piala Kemenristek dan Dikti.

Rakha Khansa Putra, Ketua Panitia TOC VI, mengatakan pada kategori creative robotic, peserta dibebaskan membuat berbagai macam jenis robot yang berhubungan dengan lingkungan. Rakha menjelaskan kriteria pemenang dinilai melalui tiga aspek, yaitu desain, kreativitas, dan presentasi. "Pertama ialah aspek desain. Jadi, kami menilai apakah robot ini orisinal. Kedua adalah kreativitas mereka dalam ide yang dengan tema. Selanjutnya adalah presentasi. Ini adalah aspek yang paling penting. Di situ ada sesi tanya jawab. Di situ bisa dilihat apakah peserta benar-benar mengerti robotnya atau tidak, selain itu dilihat juga bisa atau tidak diaplikasikan ke skala yang lebih besar," terang Rakha. Nah, apa robot kreasimu?(M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya