Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN makanan berbasis serangga, khususnya ulat kuning, di Eropa kini bersiap menggenjot produksinya. Hal itu setelah Badan Keamanan Pangan Uni Eropa (EFSA) menyatakan ulat kuning aman dikonsumsi manusia.
Dilansir dari Dilansir dari The Guardian, Jumat (15/1), pengumuman EFSA itu didasarkan uji yang dilakukan atas permohonan yang diajukan oleh Agronutris, perusahaan asal Prancis yang terdepan dalam sektor produksi pangan berbasis serangga. Hasil studi EFSA selanjutnya diharapkan dapat menjadi dasar untuk mendapatkan persetujuan lebih luas dari negara-negara UE untuk izin pemasaran produk itu di swalayan-swalayan di benua tersebut.
Ermolaos Ververis, petugas ilmiah di EFSA mengatakan, penilaian risiko itu akan membuka jalan untuk persetujuan di seluruh negara Uni Eropa. "Evaluasi risiko kami adalah langkah yang menentukan dan perlu dalam regulasi makanan baru dengan mendukung pembuat kebijakan di UE dalam membuat keputusan berbasis sains dan memastikan keamanan konsumen," katanya.
UE telah memiliki aturan bahwa makanan yang belum dikonsumsi di dataran itu sebelum 1997, harus mendapat izin dari EFSA yang berkantor di Brussel, Belgia. Atas aturan itu Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol melarang penjualan produk makanan dari serangga.
Inggris, Belanda, Denmark, dan Finlandia selama ini masih permisif. Namun tanpa adanya persetujuan EFSA, pelarangan makanan berbahan serangga juga bisa diterapkan.
Kini, perusahaan-perusahaan makanan berbasis serangga bisa bernafas lega. Mereka pun dikabarkan siap menggenjot produksi.
Kandungan utama serangga yang disebut juga ulat Hong Kong itu adalah protein, lemak, dan serat. Selain itu mereka dianggap ramah lingkungan karena proses produksinya rendah emisi. Saat dikeringkan, serangga yang mirip belatung ini dikatakan sangat mirip dengan kacang. Sebagai makanan, ulat kuning diproses dalam bentuk bubuk maupun diolah menjadi camilai, hingga burger dan pasta.
Meski telah dinyatakan aman, makanan berbahan dasar serangga yang merupakan larva dari Tenebrio molitor itu tidak disarankan untuk semua orang. Orang yang alergi udang dan tungau, kemungkinan besar akan mengalami reaksi alergi, baik dimakan dalam bentuk bubuk sebagai bagian dari resep, camilan renyah, ataupun dicelupkan ke dalam cokelat. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved