Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Peneliti Temukan Fosil Dinosaurus Paruh Bebek di Afrika

Ridha Kusuma Perdana
15/11/2020 04:00
Peneliti Temukan Fosil Dinosaurus Paruh Bebek di Afrika
(Raul Martin)

PARA peneliti baru-baru ini menemukan sisa-sisa (fosil) dinosaurus berparuh bebek yang diperkirakan hidup 66 juta tahun lalu di Maroko, Afrika Utara. Mereka memperkirakan dinosaurus ini harus melintasi setidaknya 250 mil lautan untuk sampai ke sana.

Dr Nicholas Longrich, dari Milner Center for Evolution di University of Bath, yang memimpin penelitian ini mengatakan mereka menemukan sisa-sisa fosil dinosaurus yang dijuluki Ajnabia odysseus di bebatuan di Maroko, tepatnya di sebuah tambang yang berjarak beberapa jam perjalanan dari Kota Casablanca. Peneliti yang merupakan ahli paleontologi dari Universitas Bath, Inggris, itu mengatakan tidak mungkin dinosaurus ini berjalan ke Afrika. "Dinosaurus ini berevolusi lama setelah pergeseran benua membelah benua dan kami tidak memiliki bukti ada jalur darat," ungkapnya.

Longrich melanjutkan, jika dilihat dari kemungkinan tata letak planet pada saat itu, tidak ada perairan dangkal yang dapat membentuk jembatan darat antara Eropa dan Afrika. "Geologi memberi tahu kita bahwa Afrika diisolasi lautan. Jika demikian, satu-satunya cara untuk sampai ke sana ialah melalui air (laut)," kata Longrich seperti dikutip dari Daily Mail.
 

Diketahui, Ajnabia yang memiliki panjang sekitar 10 kaki (3 meter) dan seukuran kuda poni ini merupakan anggota dari kelompok reptil dinosaurus pemakan tumbuhan yang berevolusi di Amerika Utara. Pada masa dinosaurus ini hidup, Afrika merupakan benua kepulauan yang dikelilingi air dan hingga saat ini fosil spesies ini hanya ditemukan di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.


Seberangi lautan dari Eropa

Tim peneliti tidak bisa mengatakan berapa lama waktu berenang atau tepatnya dari mana dinosaurus itu berasal. Namun, mereka memperkirakan amat mungkin Ajnabia ini datang dari Eropa. "Ajnabia harus berenang sekitar 250 mil atau lebih, mungkin dari suatu tempat yang sekarang disebut Eropa," lanjut Longrich. Para ilmuwan lalu memeriksa gigi dan tulang rahang Ajnabia yang khas.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa fosil ini mirip Lambeosaurinae, subfamili bebek dengan jambul kepala bertulang. Diketahui, lambeosaurus berevolusi di Amerika Utara sebelum menyebar ke Asia dan Eropa. Namun, hingga saat ini lambeosaurus belum pernah ditemukan di Afrika sebelumnya.

Para peneliti yakin bahwa 'para bebek' ini pasti telah melintasi ratusan mil perairan terbuka, dengan arung jeram di atas puing-puing, mengapung, atau berenang untuk mencapai Afrika. Para peneliti menduga dinosaurus ini merupakan perenang yang hebat karena memiliki ekor besar dan kaki yang kuat dan sering ditemukan di endapan sungai dan bebatuan laut. 


Penyeberangan pertama dinosaurus

Penyeberangan laut merupakan peristiwa yang langka. Akan tetapi, penyeberangan laut sebelumnya telah diamati pada spesies kadal purba lain, termasuk iguana hijau yang menggunakan puing-puing untuk melakukan perjalanan antarpulau Karibia selama badai. Tak hanya itu, seekor kura-kura dari Seychelles juga mengapung ratusan mil demi melintasi Samudra Hindia dan akhirnya terdampar di Afrika.

Longrich mengatakan penyeberangan laut diperlukan untuk menjelaskan bagaimana lemur dan kuda nil sampai ke Madagaskar atau bagaimana monyet dan hewan pengerat menyeberang dari Afrika ke Amerika Selatan.

"Sejauh yang saya tahu, kami yang pertama menyarankan penyeberangan laut untuk dinosaurus," pungkas Longrich.

Temuan Ajnabia di Afrika juga menunjukkan laut tidak selalu menjadi penghalang yang tidak dapat diatasi. Demikian dikatakan Dr Nour-Eddine Jalil, dari Museum Sejarah Alam Universitas Sorbonne. "Ajnabia menunjukkan kepada kita bahwa hadrosaurus telah menginjakkan kaki di tanah Afrika, memberi tahu kita bahwa penghalang laut tidak selalu merupakan penghalang yang tidak dapat diatasi," tutup Jalil. (Daily Mail/Rkp/L-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya