Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENELITI menemukan spesies primata baru di Myanmar baru-baru ini. Penemuan spesies ini bertumpu pada spesimen berusia 100
tahun dari Natural History Museum (NHM) London, Inggris.
Spesies ini diberi nama lutung Popa (Trachypithecus popa), yang diambil dari nama Gunung Popa. Gunung berapi ini merupakan gunung yang sakral dan menjadi situs ziarah suci, serta rumah bagi sekitar 100 lutung, menjadikannya yang terbesar dari empat populasi. Di seluruh Myanmar, lutung ini berisiko kehilangan habitat akibat banyaknya perburuan.
Sebagai satu genus, Trachypithecus adalah monyet colobine Asia yang paling kaya spesies dan tersebar luas. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk meneliti 20 spesies monyet colobine, tetapi sejarah evolusi mereka hingga kini belum terungkap. Penelitian baru-baru ini berupaya menggabungkan data pada genus untuk melihat gambaran yang lebih jelas tentang masa lalu mereka. Salah satunya dengan cara mengumpulkan sampel dan DNA mitokondria lengkap dari 20 spesies tersebut.
Spesimen T popa dikumpulkan pada 1913 oleh Guy C Shortdrigde, ahli zoologi Inggris. Ia telah mengumpulkan ribuan spesimen selama awal abad ke-20. Berarti dengan ditemukannya lutung Popa, ilmuwan modern mampu menemukan keberadaan taksonominya lebih dari 100 tahun kemudian.
“Ini ialah studi paling komprehensif yang dilakukan pada kelompok primata hingga saat ini, jadi pemahaman kita tentang sejarah evolusi kelompok dan keanekaragaman spesies di dalamnya telah ditingkatkan secara signifikan,” kata Roberto Portela Miguez, kurator senior yang bertanggung jawab atas mamalia di NHM. (Iflscience/Rkp/*/L-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved