Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Arsitektur Pandemi: Pilih Banyak Bukaan Ketimbang AC

Fathurrozak
03/11/2020 14:10
Arsitektur Pandemi: Pilih Banyak Bukaan Ketimbang AC
Arsitek terkenal Andra Matin, mengingatkan pentingnya sirkulasi udara yang bagus pada hunian.(Unsplash/ Joacim Bohlander)

SETIDAKNYA sudah satu dekade ini hunian kaum urban semakin minim ventilasi. Lubang-lubang udara itu bukan hanya dianggap tidak perlu, melainkan juga menjadi musuh karena pendingin udara (AC) dipasang di berbagai ruangan. 

Jendela-jendela, meski berukuran makin besar, juga hampir tidak pernah dibuka. Akibatnya, umumnya di rumah masa kini di perkotaan, sirkulasi udara tidak berjalan baik. 

Jika sebelumnya masalah tersebut tidak dianggap penting karena penghuni tetap merasa nyaman dengan AC, kini hal itu berubah karena pandemi covid-19. Berbagai riset ilmiah telah menunjukkan jika ruangan ber-AC dengan sirkulasi udara tertutup memiliki risiko penularan virus yang jauh lebih tinggi ketimbang ruangan dengan sirkulasi udara terbuka. 

Dengan fakta itu dunia arsitektur pun harus beradaptasi. Arsitek terkenal Tanah Air, Andra Matin, menilai jika konsep arsitektur perlu memerhatikan sisi kesehatan, yang sebenarnya juga sudah sangat diakamodasi di arsitektur kita sejak dulu.

“Memang buat saya, pengajaran dari arsitektur kita pada masa lalu tentang bagaimana rumah dengan sirkulasi udara yang baik. Belajar dari buku fisika, atau misalnya buku karya Romo Mangun (Y.B. Mangunwijaya). Sebenarnya sudah diajarkan dari dulu, ruang yang terbuka dengan angin yang bisa lewat itu akan lebih sehat. Dan menurut saya, penting untuk kembali seperti itu,” kata pria yang akrab disapa Aang ini dalam salah satu program utama Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2020, yang berlangsung secara daring, Senin, (2/11).

Andra menyatakan saat ini kehidupan memang cukup bergeser. Meski banyak ruang publik yang sebenarnya mengadopsi konsep ruang semi terbuka, tetapi Andra melihat masih banyak warga urban enggan untuk menerapkan konsep ruang terbuka untuk hunian mereka. Ini bisa disebabkan karena kebiasaan yang sudah berjalan lama sehingga menjadi bergantung pada pendingin ruangan.

“Mungkin orang masih ketakutan dengan nyamuk, serangga. Dan sudah kebiasaan selalu menggunakan AC,” katanya dalam program bertajuk Andra Matin: Indonesian Architecture Today itu. 

Selain mengingatkan kembali pentingnya bukaan-bukaan agar sirkulasi udara di rumah bisa berjalan baik, Andra juga menyebut beberapa konsep arsitektur lainnya dalam merespon pandemi. Salah satunya adalah kehadiran powder room (toilet kecil) di bagian depan rumah.

“Proyek terbaru, saya bikin perumahan. Serunya adalah mengenalkan semacam powder room (toilet kecil). Kalau dulu letaknya di tengah rumah misalnya, sekarang sih bagusnya itu dekat di pintu masuk. Kalau bisa juga ada showernya. Jadi orang bisa mandi dulu setelah dari luar rumah. Itu perubahan yang cukup kelihatan dan paling gampang dilihat.”

Umumnya, powder room hanya berisi kloset, wastafel, dan cermin. Andra menyebut, ruangan ini menjadi salah satu unsur penting bagi arsitektur saat ini dan mendatang sebagai salah satu respons terhadap pandemi.

Selain itu, pemilik Andramatin Studio ini juga menyebut, perkembangan arsitektur Indonesia sejauh ini masih terus berproses dan bergerak maju. Andra juga menyebut, saat ini ciri arsitektur Indonesia sudah tidak ‘malu-malu’ untuk mengambil inspirasi dari tradisi dan budaya Indonesia.

Hal ini berbeda dari era 80-an yang masih banyak terpengaruh arsitektur Eropa. Hal itu juga terjadi karena munculnya kelas atas baru di Indonesia yang kemudian sering melakukan perjalanan ke luar negeri. Selera mereka yang terpengaruhi gaya hidup itu akhirnya juga memengaruhi selera di arsitektur. 

Namun kini konsep arsitektur asli Indonesia sudah lebih banyak digali dan dijadikan inspirasi. “Saya optimistis kalau perjalanan ini akan terus dilakukan, dalam 10 tahun lagi Indonesia akan punya karakter arsitektur yang lebih baik,” tambahnya. Andra menyebut, Indonesia memiliki kekayaan bentuk arsitektur. Ia mencontohkan, bentuk-bentuk atap yang ada di berbagai daerah, adalah menjadi salah satu contohnya. (M-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya