Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PROSES lahirnya seorang bayi biasanya diikuti dengan keluarnya plasenta, cairan ketuban hingga feses ibu saat ia mengejan. Kontak bayi dengan feses sang ibu nyatanya punya manfaat yang sangat penting.
Dilansir the Economist, Senin (19/10), peneliti menemukan jika feses mengandung berbagai organisme mikroskopis yang penting bagi pembangunan sistem imun bayi. Bayi yang tidak memiliki kontak dengan organisme itu di awal hidupnya dikemudian hari dapat menderita gangguan kekebalan tubuh, alergi, bahkan penyakit diabetes tipe 1.
Ketiadaan kontak bayi dengan feses ibu terjadi saat kelahiran dengan operasi caesar. Ilmuwan dari University of Helsinki menjelaskan bayi yang diangkat langsung dari rahim seorang ibu tidak mendapatkan 'baptisan biologis' itu, dan sebagai akibatnya mereka kehilangan bakteri baik dari dalam usus itu.
Sebelumnya, sejumlah ilmuwan mencoba mengatasi masalah tersebut, dengan mengusap wajah bayi dengan cairan yang dikumpulkan dari vagina sang Ibu. Akan tetapi, cara itu tidak berhasil karena bakteri yang diinginkan tidak sterdapat dalam cairan itu. Demikian temuan Willem de Vos dan Sture Andersson memaparkan temuannya di jurnal Cell beberapa waktu lalu.
Sebab itu, dalam makalahnya, Willem dan Andersson menjelaskan bayi yang terlahir caesar perlu diberi asupan dari kotoran sang Ibu yang juga memiliki kandungan bakteri usus. Meski begitu proses pemberian asupan harus dilakukan melalui pemindahan (inokulasi) bakteri usus dari feses ke ASI.
Dalam jalannya penelitian, Willem dan Andersson turut melibatkan tujuh calon ibu yang hendak melahirkan secara caesar. Tiga minggu sebelum melahirkan, feses mereka diambil untuk disaring sekaligus dipastikan tidak memiliki kandungan antibiotik yang dikonsumsi dalam waktu dekat, maupun bakteri patogen. Pada kesempatan selanjutnya, ketujuh wanita itu melahirkan lima anak perempuan dan dua anak laki-laki yang semuanya sehat.
Setiap bayi yang lahir kemudian benar-benar diberi asupan beberapa gram kotoran sang Ibu. Tidak ada reaksi yang terlihat pada bayi setelah pemberian asupan, bahkan fesesnya tampak normal saat diamati beberapa minggu ke depan. Sebagai perbandingan, Willem dan Andersson juga mengumpulkan sampel feses dari 47 bayi lain, yang mana 29 di antaranya lahir normal dan sisanya melalui operasi cesar.
"Meskipun populasi bakteri pada feses tujuh bayi awalnya mirip dengan feses bayi lain yang sama-sama terlahir caesar, hal ini kemudian berubah dengan cepat. Dalam waktu tiga minggu, flora usus mereka telah menyerupai populasi bakteri yang terdapat pada bayi lahir normal lewat vagina," kata mereka, seperti dilansir dari The Economist, Senin, (19/10).
Dalam catatanya, William dan Andersson juga menjelaskan bahwa langkah ini masih membutuhkan penelitian yang lebih lama dan luas. Hal itu perlu dilakukan mengurai apakah suatu saat nanti anak-anak yang medapat asupan kotoran mengalami gangguan kekebalan atau sebaliknya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved