Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DI dunia bisnis daring, nama Rico Huang cukup dikenal. Ia masih berusia 24 tahun, tetapi bisnis produk custom yang ia jalankan beromzet miliaran rupiah, telah memiliki 200 karyawan dan 100 ribu reseller.
Namun, bukan sekadar jualan, CEO PT Alona Indonesia Raya ini juga dikenal rajin berbagi ilmu bisnis lewat media sosial maupun Youtube. Pria yang kerap bergaya dengan mobil Ferrari-nya ini tidak ragu mengungkap detail trik-trik berjualan secara daring.
Hadir sebagai narasumber Kick Andy episode Kebaikan di Udara yang tayang hari ini, Rico mengungkapkan jiwa bisnisnya sudah tertempa sejak kecil. Itu berawal dari kebakaran yang menghabiskan rumah keluarganya saat ia masih duduk di kelas 6 sekolah dasar. Sejak itu, Rico harus membantu orangtuanya menjaga toko jam.
Karena terbiasa dengan kehidupan berdagang, saat SMP, Rico memulai bisnis dengan berjualan aksesori ponsel. Ia menggunakan uang angpau sebagai modal. Meski kecilkecilan, bisnis itu terus berjalan hingga ia SMA.
Begitu cintanya dengan dunia bisnis, ia kemudian memilih putus kuliah. “Saya yakinkan orangtua kalau saya mau fokus bisnis, saya kasih lihat proposal bisnis saya ke Papa, saya akan buktikan dalam waktu enam bulan saya bisa hasilkan Rp50 juta,” jelas pria kelahiran Jakarta, 14 November 1995 ini.
Di sisi lain, jalan berbisnis Rico juga tidak mulus. Kegagalan dan kerugian puluhan juta ia alami berkali-kali.
Saat menjalankan bisnis buzzer di Twitter, Rico yang sudah punya ratusan ribu follower mengalami kerugian sekitar Rp50 juta. Saat melakoni bisnis mi ayam, ia merugi Rp15 juta dan usahanya tutup di hari ke-4. Beberapa tahun lalu ia juga terpaksa memecat 40% karyawan karena kedapatan mencuri barang.
Belum usai, setelah itu ia juga akhirnya harus menutup bisnis aksesori ponsel meski telah beromzet Rp12 miliar per tahun. Sebabnya ia tidak sanggup bersaing dengan sistem perang harga.
Saat berkali-kali terpuruk itu Rico tidak pernah mengungkapkan kepada orangtua. ”Sampai detik ini kalau saya ada masalah, enggak cerita ke keluarga, kecuali pas saya ada di satu titik yang enggak bisa bayar karyawan. Saya pinjam uang ke Papa Rp60 juta dan komitmen akan balikin dalam tiga bulan. Papa enggak tanya buat apa, ya saya bilang aja pokoknya pinjem duit,” ungkapnya.
Jalan kesuksesan besarnya dimulai setelah ia memilih terjun menjadi supplier produk custom pada 2017. Lewat bendera Dropshipaja.com, produknya termasuk casing ponsel, mug, kaus, dan berbagai barang lainnya. Ia juga membuka bisnis edukasi daring lewat Alona.co.id.
Salah satu kiat bisnis yang ia bagikan ialah soal menjaring peminat, baik lewat cara berbayar maupun tidak. Ia juga selalu menyemangati penyimaknya agar tidak takut gagal. Justru, menurutnya, masa muda ialah masa leluasa untuk gagal sehingga nanti bisa segera menikmati kesuksesan.
“Motivasi tentang bisnis itu ada, tapi enggak banyak, mungkin ini juga yang menjadikan kerja kantoran itu lebih diminati oleh masyarakat Indonesia daripada jadi pengusaha. Di Indonesia itu pengusaha di bawah 5%, tantangannya saya bikin konten yang disukai penonton, tapi yang entrepreneurship. Kalau jumlah pengusaha semakin banyak, artinya negara pasti semakin berkembang. Investasi masuk, penyerapan tenaga kerja juga makin besar,” pungkas Rico. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved