Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
NAMA Lilies Handayani hingga kini masih menjadi legenda olahraga, khususnya di cabang panahan. Bersama dengan Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani, Lilies mempersembahkan medali perak panahan beregu di Olimpiade Seoul, Korea Selatan, pada 1988. Medali tersebut sekaligus medali pertama Indonesia di ajang Olimpiade.
Untuk Lilies, dunia atlet memang tidak asing terlahir dari ibu bernama Subadiyah yang merupakan atlet panahan. Sementara itu, sang ayah, Yahya Buari merupakan seorang pelatih panahan. Sang ibu bahkan meraih dua medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) 1969.
Meski begitu, Lilies mengungkapkan bahwa pada awalnya ia tidak menyangka dap meneruskan jejak sang ibu dan bahkan menjadi Olimpian Hadir sebagai narasumber episode Bukan Keluarga Biasa di Kick Andy, perempuan yang kini berusia 55 tahun itu mengungkapkan bahwa ia sebelumnya merupakan atlet pencak silat.
Namun, sang ibu membujuk berpindah jalur. Ibunya mengimingimingi bahwa di panahan dapat menjadi juara tanpa harus babak belur dihantam lawan. Selain itu, peluang medali di panahan lebih banyak. “Ibu saya ngajaknya pinter. Kalau banyak medali, uang pembinaannya juga banyak,” kelakar Lilies saat menjadi narasumber di Kick Andy Show, Minggu (23/8).
Bukan hanya insting sang ibu yang terbukti, Lilies juga menjadi sosok penting dalam perkembangan olahraga panahan di Indonesia.
Ia memiliki tekad menciptakan generasi atlet panahan yang bisa melampaui prestasinya
Setelah merebut medali perak Olimpiade, saya merasa apa cukup hanya sampai di sini? Saya berpikir harus ada orang yang melampaui prestasi saya dan merebut medali emas Olimpiade kembali. Karena itu, saya kemudian membentuk sekolah panahan Lilies Handayani Srikandi Archery School ini,” ungkap Lilies yang mendirikan sekolah itu bersama sang suami, Denny Trisyanto, yang merupakan mantan atlet pencak silat pada 1998.
Di keluarga Lilies, darah atlet panahan juga menurun ke tiga anaknya. Sang sulung, Dellie Threesyadinda, meraih perak di Piala Dunia Panahan 2008 di Inggris dan meraih emas di Sea Games 2013.
“Semuanya karena Mama, sejak kecil saya sudah diajak ke lapangan dan melihat beliau berlatih. Kemudian setelah itu saya mulai menyukai olahraga ini,” tukas Dellie kini berusia 30 tahun.
“Kalau mau bertanding , p asti beliau memotivasi. Kalau ada masalah, ya, kami saling sharing dan cari solusinya bersama. Mama lebih memberikan motiivasi dan sangat dukung, sih,” sambung pemanah peringkat 64 dunia itu.
Saat ini Lilies sedang melatih generasi keempat di keluarganya, yakni adak dari Dellie yang kini berusia 9 tahun. Sang cucu kini telah mulai aktif mengikuti beberapa kejuaraan panahan junior.
Keluarga Lilies pun pernah mendapatkan beberapa penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri), seperti rekor untuk tiga generasi pemanah Indonesia, dan rekor Dellie sebagai pemanah termuda yang pernah mendapatkan 15 medali emas. (Bus/M-1)
NAMA Lilies Handayani hingga kini masih menjadi legenda olahraga, khususnya di cabang panahan. Bersama dengan Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani, Lilies mempersembahkan medali perak panahan beregu di Olimpiade Seoul, Korea Selatan, pada 1988. Medali tersebut sekaligus medali pertama Indonesia di ajang Olimpiade.
Untuk Lilies, dunia atlet memang tidak asing terlahir dari ibu bernama Subadiyah yang merupakan atlet panahan. Sementara itu, sang ayah, Yahya Buari merupakan seorang pelatih panahan. Sang ibu bahkan meraih dua medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) 1969.
Meski begitu, Lilies mengungkapkan bahwa pada awalnya ia tidak menyangka dap meneruskan jejak sang ibu dan bahkan menjadi Olimpian Hadir sebagai narasumber episode Bukan Keluarga Biasa di Kick Andy, perempuan yang kini berusia 55 tahun itu mengungkapkan bahwa ia sebelumnya merupakan atlet pencak silat.
Namun, sang ibu membujuk berpindah jalur. Ibunya mengimingimingi bahwa di panahan dapat menjadi juara tanpa harus babak belur dihantam lawan. Selain itu, peluang medali di panahan lebih banyak. “Ibu saya ngajaknya pinter. Kalau banyak medali, uang pembinaannya juga banyak,” kelakar Lilies saat menjadi narasumber di Kick Andy Show, Minggu (23/8).
Bukan hanya insting sang ibu yang terbukti, Lilies juga menjadi sosok penting dalam perkembangan olahraga panahan di Indonesia.
Ia memiliki tekad menciptakan generasi atlet panahan yang bisa melampaui prestasinya.
Setelah merebut medali perak Olimpiade, saya merasa apa cukup hanya sampai di sini? Saya berpikir harus ada orang yang melampaui prestasi saya dan merebut medali emas Olimpiade kembali. Karena itu, saya kemudian membentuk sekolah panahan Lilies Handayani Srikandi Archery School ini,” ungkap Lilies yang mendirikan sekolah itu bersama sang suami, Denny Trisyanto, yang merupakan mantan atlet pencak silat pada 1998.
Di keluarga Lilies, darah atlet panahan juga menurun ke tiga anaknya. Sang sulung, Dellie Threesyadinda, meraih perak di Piala Dunia Panahan 2008 di Inggris dan meraih emas di Sea Games 2013.
“Semuanya karena Mama, sejak kecil saya sudah diajak ke lapangan dan melihat beliau berlatih. Kemudian setelah itu saya mulai menyukai olahraga ini,” tukas Dellie kini berusia 30 tahun.
“Kalau mau bertanding , pasti beliau memotivasi. Kalau ada masalah, ya, kami saling sharing dan cari solusinya bersama. Mama lebih memberikan motiivasi dan sangat dukung, sih,” sambung pemanah peringkat 64 dunia itu.
Saat ini Lilies sedang melatih generasi keempat di keluarganya, yakni adak dari Dellie yang kini berusia 9 tahun. Sang cucu kini telah mulai aktif mengikuti beberapa kejuaraan panahan junior.
Keluarga Lilies pun pernah mendapatkan beberapa penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri), seperti rekor untuk tiga generasi pemanah Indonesia, dan rekor Dellie sebagai pemanah termuda yang pernah mendapatkan 15 medali emas. (Bus/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved