Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bidasan Bahasa Abaikan Himbauan

ADANG ISKANDAR Redaktur Bahasa Media Indonesia
07/6/2020 06:25
Bidasan Bahasa Abaikan Himbauan
(dok pribadi)

KETIKA pandemi mulai menjamah negeri ini, ajakan untuk menerapkan polahidup sehat demi menghalau penyebaran covid-19 berserak di mana-mana. Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk menekan penyebaran covid-19 itu antara lain dengan menjaga jarak (sosial/physical distancing), sering mencuci tangandengan sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan disinfektan pembersih tangan, memakai masker saat beraktivitas di luar rumah, juga mengonsumsi makanan sehat dan vitamin.

Ajakan untuk itu disebarluaskan melalui berbagai cara, baik berupa iklan layanan masyarakat di media masa (cetak, radio, televisi) maupun maupun di media sosial seperti Facebook, kanal Youtube, atau grup Whatsapp. Tak ketinggalan, penyebaran ajakan atau anjuran itu juga dilakukan melalui media konvensional, seperti pamfl et dan spanduk di ruang-ruang publik.

Persebarannya cukup masif karena upaya untuk menekan kasus positif covid-19 ini sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat dan diteruskan ke pemerintah-pemerintah daerah di seluruh Tanah Air. Alhasil, ruangruang publik pun dipenuhi spandukspanduk berisi ajakan terkait dengan upaya penanggulangan penyebaran covid-19.

Hampir di setiap sudut kota bahkan hingga gang-gang di perkampungan, kita menjumpai spanduk-spanduk itu, yang menurut saya bahkan terkesan mengganggu keindahan. Saya sendiri secara pribadi tidak mempermasalahkan centang perenang ruang publik yang ditimbulkan terkait dengan penyebaran spanduk tersebut. Ada faktor edukasi yang memang lebih penting untuk disampaikan ke masyarakat perihal penyebaran virus yang awalnya mewabah di Wuhan, Tiongkok, itu.

Meskipun demikian, faktor edukasi terkait dengan kebahasaan juga tak boleh diabaikan dalam penyampaian informasi kepada publik, apalagi untuk skala penyebaran yang bersifat massal. Ingat, dengan sifatnya yang masif, penyebaran informasi ini juga berpotensi menimbulkan 'kesesatan massal' dalam hal kebahasaan. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi. Dalam hal ini, masyarakat tidak boleh 'diracuni' bahasa atau kata yang salah, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu penggunaan kata yang bagi saya sangat mengganggu karena pemakaiannya sangat masif ialah kata himbauan.

Sebagian besar spanduk terkait covid-19 diawali kata himbauan. Sepanjang yang saya lihat, tidak ada yang benar menggunakan kata tersebut. Padahal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata yang baku bukan himbauan, melainkan imbauan. Imbauan berasal dari kata dasar imbau (bukan himbau) ditambah akhiran -an. Imbauan bermakna 'panggilan; permintaan (seruan); ajakan'. Jika ditambah awalan me- menjadi mengimbau, bukan menghimbau.

Penggunaan kata himbauan di spanduk-spanduk itu telah 'meracuni',mungkin, setengah jumlah penduduk negeri ini. Dari murid sekolah dasar hingga mahasiswa, dari anak kecil hingga orang dewasa. Seorang teman yang berprofesi sebagai seorang guru pernah diprotes siswanya karena menggunakan kata imbauan. Si siswa mengira yang benar ialah kata himbauan karena ia melihat di mana-mana yang tertulis kata himbauan. Itu salah satu contoh kecil dampak kesalahan massal penggunaan kata himbauan.

Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai institusi terkait, melalui balai besar ataupun balai bahasa di berbagai daerah harus lebih optimal menyosialisasikan penggunaan bahasa atau kata yang sesuai dengan kaidah, terutama dalam penggunaan untuk hal-hal yang bersifat massal.

Turunkan para penyuluh bahasa hingga ke desa-desa. Setidaknya mereka bisa membantu para kepala desa dan aparatnya membuat suratsurat atau pengumuman dan lainlain dengan bahasa atau kata yang baik dan benar. Jadi, mulai saat ini, mari kita abaikan himbauan, tapi indahkan imbauan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya